Dolar AS Rp 13.800, Darmin: Pemerintah dan BI Harus Kerja Keras

Jakarta -Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan bahwa saat ini investasi harus digenjot untuk memperkuat nilai tukar rupiah. Dengan adanya aliran dana dari investasi, tekanan terhadap rupiah bisa dikurangi.

“Semuanya sangat tergantung terhadap seberapa berhasil kita mengundang investasi. Kalau capital inflow itu maka tekanan terhadap rupiah akan mereda,” kata Darmin usai Pidato Kenegaraan Presiden di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Dia menjelaskan, kondisi perekonomian saat ini memang tidak menguntungkan bagi rupiah. Selain tertekan oleh faktor-faktor eksternal seperti devaluasi yuan, rencana kenaikan suku bunga The Fed, faktor internal seperti fundamen ekonomi dalam negeri yang masih lemah juga berpengaruh.

“Memang situasinya membuat ada beberapa hal bekerja sekaligus, ya ada (faktor) internasional, ada juga regional, ada juga di dalam. Penyebabnya (pelemahan rupiah) ya harus gabungan ketiga-tiganya,” ucapnya.

Darmin menambahkan, tekanan terhadap nilai tukar rupiah masih belum akan berakhir dalam waktu dekat. Masih ada tekanan dari eksternal yang menghampiri Indonesia.

“Masalahnya apa yang berlangsung di Amerika itu (suku bunga The Fed) juga tidak sekali naik selesai, dia akan beberapa kali. Karena beberapa kali berarti tekanannya akan muncul beberapa kali,”

Karena itu, pemerintah dan Bank Indonesia harus bekerja keras untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. “Situasinya tergantung kerja keras pemerintah, termasuk Bank Indonesia,” tutupnya.

(ang/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*