Dolar AS Rp 13.000, Pemerintah dan Pengusaha Harus Duduk Bersama

Jakarta -Pengusaha nasional Sandiaga Uno menilai kondisi nilai tukar dolar yang menembus Rp 13.200 sudah masuk zona kurang ‘aman’. Sandi menilai nilai tukar keekonomian rupiah berkisar di Rp 12.800 sampai Rp 13.000.

“Saya melihat ini mungkin sudah kalau di level Rp 12.000 sampai Rp 13.000 itu masih zona yang terprediksi, karena faktor eksternal juga faktor dolar kembali lagi ke Ameerika, kalau di angka ini saya rasa perlu disikapi,” kata Sandi ditemui di acara peluncuran buku Uno ‘Demi Generasi Lebih Baik’ di Dharmawangsa Hotel, Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Sandi mengatakan, pemerintah harus cepat-cepat mengambil langkah untuk menyikapi hal ini, salah satunya dengan mengajak berdiskusi kalangan dunia usaha. Hal ini juga dilakukan di tahun 2008 saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Enggak boleh lagi ada statement ‘kita pernah mengalami ini’ harus ada langkah konkret. Di tahun 2008 kita diajak ngomong apa yang perlu dilakukan. Enggak boleh lagi ada tarsok-tarsok (entar besok-entar besok),” katanya.

Pasalnya, lanjut Sandi, yang paling memukul para pengusaha adalah volatilitas atau pergerakan nilai tukar yang terus naik turun dalam kurun waktu yang singkat. Pengusaha kesulitan mengatur keuangan, membeli bahan baku dan menetapkan modal usaha jika nilai tukar terus naik turun.

“Yang menghancurkan pengusaha itu naik turunnya (nilai tukar). Paling sulit mengatur rencana bisnis kalau naik turun terus,” tuturnya.

Dia berharap, kondisi ini akan berangsur normal dalam kurun yang tidak lama lagi. Menurut Sandi, nilai tukar yang normal berkisar di Rp 12.800 sampai Rp 13.000.

“Saya maunya jangan terlalu lama, cepat ditanggapi. Waktu krisis di 2008 itu cepat, dalam waktu 3 bulan. Yang penting duduk bersama. Kalau sekarang kita nggak pernah diajak ngobrol,” jelasnya.

(zul/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*