Dolar AS Perkasa, Rupiah Letoy

INILAHCOM, Jakarta Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah tak sanggup melawan dominasi keperkasaan dolar AS. Terutama, setelah Saudi menghentikan serangannya ke Yaman. Seperti apa?

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah melemah 78 poin (0,60%) ke posisi 12.941 pada pekan yang berakhir Jumat (24/4/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 12.863 pada Jumat (17/4/2015).

“Laju rupiah berbalik melemah tergilas penguatan dolar AS,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (26/4/2015).

Sesuai perkiraan, minimnya sentimen positif pada rupiah membuat lajunya masih terkurung di zona merah. “Adanya ekspektasi akan penambahan stimulus Tiongkok membuat Yuan melemah dan diikuti dengan masih turunnya Euro sehingga memberikan kesempatan bagi dolar AS untuk menguat,” ujarnya.

Masih menguatnya laju dolar AS, tampaknya membuat laju rupiah tidak mampu keluar dari zona hijaunya. “Laju yen dan euro yang melemah seiring kembali khawatirnya masalah pembayaran utang Yunani membuat laju dolar AS mengambil kesempatan untuk menguat dan imbasnya negatif bagi laju dolar AS,” papar dia.

Pelaku pasar mencermati, jika pembayaran utang Yunani terindikasi akan bermasalah, European Central Bank (ECB) akan meningkatkan kucuran euronya untuk mengatasi hal tersebut. “Peningkatan demand akan euro tentunya melemahkan nilai mata uangnya,” tuturnya.

Laju IHSG yang diharapkan banyak pelaku pasar dapat melanjutkan kenaikan, tampaknya tidak terjadi. “Kekahwatiran kami pun terbukti di mana lonjakan kenaikan yang terjadi akan diikuti dengan adanya aksi jual,” ucap dia.

Menguatnya laju dolar Australia terhadap dolar AS tampaknya belum dapat diikuti oleh menguatnya laju rupiah terhadap dolar AS. Rupiah masih melanjutkan pergerakan negatifnya. “Asumsi kami pun tampaknya tidak berlaku dan rupiah berjalan seperti yang kami khawatirkan,” timpal dia.

Adanya sentimen pelemahan harga minyak seiring pengakhiran serangan Arab Saudi terhadap Yaman membuat laju dolar AS menguat dan berimbas pada masih melemahnya laju rupiah. “Adanya rilis penurunan indeks HSBC manufacturing PMI Tiongkok tidak direspons negatif oleh Yuan karena diasumsikan akan adanya langkah dari pemerintah untuk dapat mengatasi perlambatan tersebut sehingga laju yuan pun dapat bergerak naik dan berimbas pada berbalik naiknya laju rupiah,” papar dia.

Di sisi lain, berkurangnya kekhawatiran akan kenaikan lebih cepat dari Fed rate seiring belum membaiknya data-data di AS turut membuat kenaikan laju dolar AS tertahan sehingga dapat dimanfaatkan rupiah untuk berbalik naik.

Namun demikian, secara mingguan laju rupiah masih negatif. Rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support-resisten 13.025-12.910 mengacu pada kurs tengah BI. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*