Dolar AS Nyaris Rp 12.700, Ekonom: Terlalu Besar dan Tidak Wajar

Jakarta -Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berlangsung. Mata uang Paman Sam begitu perkasa hingga hampir mencapai Rp 12.700.

Ekonom Universitas Gajah Mada (UGM), Tony Prasetiantono, mengatakan rupiah sudah berada pada level yang tidak wajar. Disebabkan oleh sentimen negatif pelaku pasar.

“Pelemahan ini terlalu besar, tidak wajar. Ini benar-benar murni masalah sentimen, bahkan mungkin ada unsur spekulasinya,” kata Tony kepada detikFinance, Senin (15/12/2014)

Bila diukur secara fundamental ekonomi, menurut Tony, Indonesia sudah cukup baik. Terukur dari sehatnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014.

“Secara teknis atau fundamental ekonomi, tidak banyak yang berubah terhadap perekonomian Indonesia. Bahkan mestinya kita senang karena harga minyak dunia jatuh ke US$ 60 per barrel, yang berakibat sehatnya APBN kita, bisa memberi stimulus,” jelasnya.

Langkah paling tepat untuk sekarang adalah dengan intervensi dari Bank Indonesia (BI). Level paling aman untuk dolar adalah Rp 12.500.

“Kurs rupiah mestinya maksimal Rp 12.500. BI harus menjaganya dengan cara melakukan intervensi. Cadangan devisa kita US$ 111 miliar cukup memadai,” tegas Tony.

(mkl/ang)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*