Dolar AS Mulai Perkasa, Perlukah Paket Kebijakan Ekonomi VII Diluncurkan?

Jakarta -Menjelang akhir tahun, ada kemungkinan terjadi lagi gejolak pasar keuangan. Dolar Amerika Serikat (AS) kembali perkasa atas hampir semua mata uang di dunia, tak terkecuali rupiah. Dolar AS diproyeksi kembali ke level Rp 14.000.

Perlukah pemerintah keluarkan paket kebijakan ekonomi jilid VII untuk mengatasi hal tersebut?

Kepala Ekonom PT Maybank Indonesia Tbk Juniman menilai setiap paket kebijakan pemerintah sejauh ini memberikan sentimen positif terhadap investor. Pemerintah dianggap cukup serius membenahi struktur fundamental ekonomi Indonesia yang masih rapuh.

Paket kebijakan ekonomi jilid VII yang direncanakan pemerintah, menurut Juniman juga akan memberikan sentimen positif. Fokusnya juga masih dorongan realisasi investasi dan peningkatan daya beli masyarakat.

“Kalau ada paket ketujuh, setidaknya ada sentimen positif, pasar menyambut baik, seperti paket sebelumnya,” ujarnya kepada detikFinance, Minggu (29/11/2015)

Maka dengan demikian, investor tidak akan terburu-buru melarikan dananya dari Indonesia dan menahan rupiah melemah terlalu dalam. Walaupun kondisi pasar keuangan tidak terlepas dari aksi para spekulan.

Juniman menambahkan, lebih penting lagi bila pemerintah juga menyelesaikan beberapa paket kebijakan sebelumnya. Khususnya paket pertama, yaitu deregulasi‎ dari beberapa kementerian lembaga (KL) yang belum tuntas secara administrasi.

“Implementasi dari pemerintah juga harus dipercepat. Enam paket keb‎ijakan itu baru pada data pengumuman, realisasi 40-50%. Ini yang ditunggu-tunggu oleh market,” paparnya.

Di samping itu, kondisi perekonomian dalam negeri juga diharapkan jauh dari berbagai kegaduhan. Ini akan menambah sentimen positif untuk para investor. “Dengan demikian setidaknya ada harapan kondisinya tidak lebih buruk dari kebanyakan negara lain,” kata Juniman.

(mkl/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*