Financeroll – Pada perdagangan valuta asing di hari Senin(12/05) mata uang dolar AS telah mengalami pelemahan terhadap sebagian besar mata uang utama ketika euro terpantau stabil setelah sempat melemah selama 2 sesi pada pekan lalu.
Selama berlangsungnya perdagangan, EURUSD telah diperdagangkan di level 1.3771.
Euro jatuh dari level tinggi 2 ½ tahun terhadap dolar pada hari Kamis setelah Presiden ECB Mario Draghi mengatakan bank sentral bersifat “nyaman” dengan tindakan pada pertumbuhan dan menghentikan inflasi jatuh terlalu rendah pada pertemuan berikutnya pada bulan Juni.
ECB tetap pertahankan suku bunganya stabil, seperti yang diharapkan pelaku pasar.
Mata uang dolar AS telah diperdagangkan sedikit menguat terhadap yen, dengan USDJPY menguat 0.10% di level 101.95.
Para investor tetap waspada setelah separatis pro-Rusia mengklaim kemenangan dalam referendum akhir pekan lalu pada pemerintahan sendiri di Ukraina timur, yang mana hal ini memicu kekhawatiran bahwa Negara itu akan melakukan perang saudara. Pemungutan suara telah di tunda oleh pemerintah Ukraina dan AS.
Mata uang poundsterling, telah diperdagangkan di level tinggi terhadap dolar AS, dengan GBPUSD menguat 0.14% di level 1.6873.
Permintaan untuk sterling tetap didukung pada ekspekstasi wilayah Inggris yang akan menaikan tingkat suku bunga di awal tahun depan, ketika data ekonomi untuk wilayah Inggris menunjukan penguatan dalam pemulihan ekonomi.
USDCHF diperdagangkan stabil di level 0.8865, setelah data resmi yang dirilis pada hari ini(12/05) menunjukan bahwa penjualan ritel di wilayah Swiss melonjak 3.0% di bulan Maret.
Sementara itu, mitra dolar terpantau sedikit berubah terhadap greenback, dengan AUDUSD di level 0.9365, NZDUSD di level 0.8615, dan USDCAD stabil di level 1.0895.
Indeks Dolar AS, yang menunjukan kinerja greenback terhadap mata uang utama lainnya, telah diperdagangkan 0.05% lebih rendah di level 79.88.
—
Distribusi: Financeroll Indonesia
Speak Your Mind