Dolar AS Melemah Dibanding Mata Uang Lainnya

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Senin (Selasa pagi WIB, 1/4), karena Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengisyaratkan stimulus moneter lanjutan untuk mendukung perekonomian.

“Komitmen yang luar biasa ini masih diperlukan untuk beberapa waktu, dan saya percaya bahwa pandangan ini secara luas dianut oleh sesama pembuat kebijakan saya di The Fed,” kata Yellen pada sebuah konferensi di Chicago pada Senin.

Euro melemah terhadap dolar pada pekan lalu setelah anggota dewan gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Jens Weidmann mengatakan suku bunga negatif dapat digunakan untuk melawan euro yang kuat, yang memicu spekulasi bahwa ECB dapat mengambil lebih banyak langkah-langkah pelonggaran moneter. Para pembuat kebijakan ECB akan bertemu pada Kamis (3/4).

Selain itu, yen Jepang melemah karena penurunan permintaan untuk aset-aset “safe haven” karena Rusia dan Amerika Serikat mencari solusi diplomatik untuk krisis di Ukraina.

Sementara itu, sepasang data manufaktur lokal keluar bervariasi di Amerika Serikat. Barometer Bisnis Chicago turun 3,9 poin pada Maret menjadi 55,9, tingkat terendah sejak Agustus, menurut ISM-Chicago, sebuah asosiasi nirlaba yang didedikasikan untuk memperkuat komunitas manajemen pembelian dan pasokan profesional di wilayah Chicago.

Namun, sebuah laporan terpisah dari Fed Dallas mencerminkan bahwa sektor manufaktur Texas terus menguat .

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,3775 dolar dari 1,3751 dolar di sesi sebelumnya dan pound Inggris naik menjadi 1,6671 dolar dari 1,6645 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,9275 dolar dari 0.9250 dolar.

Dolar dibeli 103,21 yen Jepang, lebih tinggi dari 102,80 yen pada sesi sebelumnya. Greenback bergerak turun menjadi 0,8841 franc Swiss dari 0,8869 franc Swiss, dan turun menjadi 1,1045 dolar Kanada dari 1,1055 dolar Kanada.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*