Dolar AS Melejit ke Posisi Krismon 98, Ini Alasannya Kata Pedagang Valas

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Mata uang Paman Sam tersebut diperkirakan terus menguat.

Isu reshuffle kabinet beberapa belakangan terakhir cukup berkontribusi membuat pelemahan rupiah selain dari normalisasi kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan tingkat suku bunganya.

Seorang pengunjung di Money Changer Valuta Inti Prima (VIP), Menteng, Jakarta Pusat, bernama Rendy mengaku, situasi politik di dalam negeri tak bisa dipisahkan dari fluktuasi nilai tukar rupiah. Dolar AS terus menguat seiring kondisi yang dinilai tidak kondusif ini.

“Dolar memang nggak bisa prediksi. Tapi politik lagi kisruh, ini ngaruh, kondisi pemerintah ngaruh, akhir-akhir ini kan banyak berita tentang kondisi politik kita, rupiah melemah, US$ naik,” jelas dia saat ditemui di lokasi, Kamis (4/6/2015).

Rendy yang juga berprofesi sebagai pedagang valas mengungkapkan, masyarakat lebih memilih dolar AS untuk investasinya selain juga untuk kebutuhan.

“Ya ada yang investasi. Mereka banyak yang pegang dolar AS. Ada juga karena kebutuhan, ya macam-macamlah,” katanya.

Di tempat yang sama, Angga pun sependapat. Dolar AS diperkirakan akan terus merangkak.

“Kita kerja di money changer juga. Prediksi kita sih dolar AS akan naik terus, rupiah akan ambrol, dolar AS tambah mahal,” tandasnya.

(drk/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*