Dolar AS Melandai, Rupiah Masih Terbenam

INILAHCOM, Jakarta-Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah masih dalam tekanan hebat seiring kekhawatiran pasar atas penembusan level psikologis 14.000. Padahal, keperkasaan dolar AS mulai berkurang.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah melemah 132 poin (0,95%) ke angka 13.895 pada pekan yang berakhir Jumat (21/8/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 13.763 per Jumat, 14 Agustus 2015.

“Pelemahan rupiah kian mendekati level psikologis,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (23/8/2015).

Meski imbas devaluasi yuan mulai mereda, belum sepenuhnya memberikan sentimen positif pada laju rupiah yang masih terus mengalami pelemahan. “Kekhawatiran akan penembusan support psikologis pun kembali terjadi sehingga membuat laju rupiah tetap di tren pelemahannya,” ujarnya.

Masih terlihat melemahnya laju yuan terhadap dolar AS turut berpengaruh pada pelemahan rupiah. “Bahkan, rilis surplus neraca perdagangan kurang ditanggapi karena nilai ekspor dan impornya mengalami penurunan,” tuturnya.

Nilai ekspor Indonesia Juli 2015 mencapai US$11,41 miliar atau mengalami penurunan sebesar 15,53 persen dibanding ekspor Juni 2015. Sementara bila dibandingkan Juli 2014 mengalami penurunan sebesar 19,23 persen.

Di sisi lain, nilai impor Indonesia Juli 2015 mencapai US$10,08 miliar atau turun 22,36 persen dibandingkan Juni 2015. Demikian pula apabila dibandingkan Juli 2014 turun 28,44 persen.

Di hari lainnya, melemahnya laju dolar AS karena aksi wait and see pelaku pasar terhadap rapat the Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed memberikan kesempatan bagi rupiah untuk tertahan pelemahannya. “Meski belum beranjak dari level psikologis di sekitar Rp13.800-an saat itu namun, paling tidak laju rupiah tidak melanjutkan pelemahannya,” ungkap dia.

Apalagi, lanjut dia, jika melihat belum banyaknya sentimen positif, laju rupiah sempatbergerak positif. “Pascarapat FOMC yang kembali tidak menjelaskan secara detil kebijakan kenaikan suku bunga The Fed tidak mengurangi laju rupiah yang kembali melemah,” tuturnya.

Harapan akan adanya penguatan lanjutan tidak terjadi dimana laju rupiah berbalik turun. Belum banyaknya sentimen positif membuat laju rupiah kembali melemah.

“Hal ini sesuai dengan perkiraan kami sebelumnya dimana penguatan yang terjadi masih rentan terjadinya pelemahan jika tidak didukung oleh sentimen positif,” papar dia.

Laju rupiah terus bergerak ke bawah dan di bawah target supportRp13.835. “Arah berikutnya, rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support-resisten 14.015-13.810 mengacu pada kurs tengah BI,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*