Dolar AS Melambung, Utang XL Bengkak

Jakarta -Kondisi mata uang rupiah yang tengah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cukup memukul kalangan dunia usaha yang punya utang berbentuk valuta asing (valas).

Salah satu yang mengalami langsung adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL). Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi mengatakan, jika nilai tukar rupiah terhadap dolar terus melemah, maka nominal utang valas yang dibayarkan perusahaan akan lebih tinggi dibandingkan saat diberi utang.

“Kita kebanyakan utangnya dolar. Utangnya jadi naik terus,” katanya kala berbincang dengan detikFinance, Rabu (11/3/2015).

Jika melihat laporan kinerja keuangan XL Axiata per akhir 2014, jumlah kewajiban jangka pendeknya tercatat Rp 15,3 triliun dengan kewajiban jangka panjang Rp 34,3 triliun. Laporan tersebut dibuat saat dolar AS masih di bawah Rp 12.000.

Hari ini, dolar AS melonjak hingga ke titik tertingginya di Rp 13.230 sebelum akhirnya ditutup di Rp 13.215. Sebagai pebisnis, dia berharap nilai tukar tetap stabil dan tidak terlalu tinggi.

“Ini berat buat bisnis. Kita berharap bisa stabil lagi dan nggak terlalu tinggi,” kata Hasnul

Meski begitu, Hasnul meyakini pelemahan rupiah terhadap dolar tidak menurunkan daya saing karena bukan hanya mata uang rupiah yang melemah, mata uang lain seperti Euro, Yen dan lainnya pun ikut melempem di hadapan dolar.

“Tidak menurunkan daya saing karena semua orang sama,” tutupnya.

(zul/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*