Mata uang dolar Amerika pada awal pekan ini masih dalam fase koreksi terhadap major currencies lainnya sebagai imbas dari hasil kurang memuasakan data payroll Amerika yang telah dirilis pada akhir pekan lalu. Para investor menilai bahwa data ketenagakerjaan Amerika belum cukup solid untuk mendukung adanya perubahan kebijakan moneter Federeal Reserve AS dalam waktu dekat ini.
Akan tetapi tertahannya rally the greenback AS menurut kami belumlah mencerminkan adanya perubahan tren secara umum, momen ini hanyalah bersifat temporer dan disinyalir profit taking sejenak oleh para spekulan pasar pasca rally panjang dolar Amerika sampai akhir tahun kemarin. Proyeksi kebijakan masing-masing bank sentral masih akan menjadi isu utama pada perdagangan hari berikutnya.
Mata uang poundsterling sedang mencoba bangkit dari keterpurukannya memanfaatkan momentum kurang solidnya data payroll AS, namun rebound dari poundsterling ini masih dibayangi oleh keraguan akan melambatnya pertumbuhan ekonomi di U.K yang secara otomatis bisa meredupkan wacana kenaikan suku bunga bank sentral dalam tempo dekat ini.
Begitu pun dengan mata uang yen secara perlahan kembali ke jalur peguatannya seiring terpuruknya harga minyak dunia yang telah mendorong kembali munculnya sentimen safe heaven currency, namun laju yen ini masih dibayangi oleh kebijakan ekonomi Shinzo Abe terkait masalah kelanjutan stimulus yang telah menjadi faktor dominan pelemahan yen dalam beberapa bulan terakhir ini.
Data ekonomi yang diperkirakan bisa mendorong pergerakan hanya ada data neraca perdagangan Tiongkok yang diprediksi akan mengalami penurunan. Untuk pergerakan hari ini kami memperkirakan tertahannya dominasi dolar AS kemungkinan akan terbatas, fokus para investor akan kembali tertuju pada data ekonomi AS di pekan ini dan jika membaik maka dolar AS akan kembali ke jalur penguatannya lagi karena dorongan sepkulasi kenaikan suku bunga Fed AS belum sepenuhnya mereda.
—
Distribusi: Financeroll Indonesia
Speak Your Mind