Dolar AS Hampir Rp 13.500, Apa Dampaknya ke Anggaran Pemerintah?

Jakarta -Nilai tukar rupiah masih berada dalam tren pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sekarang dolar hampir menembus Rp 13.500, jauh dari yang diasumsikan pemerintah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015 yang sebesar Rp 12.500.

Apa dampaknya untuk anggaran negara? Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani menjelaskan kondisi APBN sekarang‎ jauh berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Di mana memang lebih kuat dan tidak terlalu rentan akibat gejolak nilai tukar.

Dulu, pengaruh negatif dari pelemahan nilai tukar akan langsung terasa ke anggaran belanja subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik. Kemudian adalah pembayaran cicilan utang (bunga dan pokok)‎.

Sedangkan pengaruh positifnya akan terlihat pada penerimaan minyak dan gas bumi (migas) serta royalti batu bara.

“Dulu sebelum BBM kita perbaiki, itu dampaknya negatif. Karena subsidinya. Justru bisa sampai Rp 4 triliun negatifnya tiap satu dolar AS,” ujar Askolani di Gedung Bappenas, Jakarta, Rabu (28/7/2015)

Sekarang melalui kebijakan pemerintah di akhir tahun lalu, subsidi premium dicabut dan solar dikenakan mekanisme subsidi tetap. Sehingga mengurangi dampak yang siginifkan dari pelemahan nilai tukar.

“Sekarang cuma di listrik dan pembayaran bunga dan pokok utang. Tapi netnya nggak banyak. Mungkin (nambah) defisit, tapi sedikit,” pungkasnya.

(mkl/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*