Dolar AS di Rp 13.000, Pengrajin Songkok Kelimpungan

Lamongan -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang masih bertahan di angka Rp 13.700, membuat pengrajin songkok di Lamongan kelimpungan. Pasalnya, bahan songkok berupa bahan kain beludru yang digunakan para pengrajin Lamongan bukan berasal dari dalam negeri, melainkan didatangkan dari Korea Selatan.

Salah ‎Satu pengrajin songkok di kampung songkok desa pengangsalan, Kecamatan Kalitengah, Nurul Huda mengaku, bahan baku songkok yang adalah kain beludru mereka datangkan dari korea dan sejak 3 bulan terakhir.

Harga bahan kain bludru tersebut sudah melonjak sejak kurs rupiah yang semakin tinggi terhadap dolar. Karena bahan impor, aku Huda, harga bahan tersebut pun terpengaruh terhadap nilai rupiah terhadap dolar AS.

‎”Bahan kain beludru harganya mahal karena terpangaruh sama dolar yang masih Rp 13 ribu-an,” akunya.

Huda mengaku, harga kain beludru untuk bahan songkok seharga Rp 100 ribu per-bendel. Padahal sebelumnya, harga satu bendel kain beludru berukuran 30 meter tersebut tidak sampai menyentuh angka Rp 100 ribu. Sebelum dolar Rp 13 ribu, terang Huda, harganya sekitar Rp 75 ribu.

Meski harga bahan baku yang tinggi, para pengrajin songkok di desa Pengangsalan ini tidak berani menaikkan harga songkok pe konsumen. Harga jual songkok, kata Huda, tetap mereka jual seharga Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu perbuah harga tergantung motifnya.‎

Akibat bertahan dengan harga tersebut, para pengrajin harus menelan pil pahit, lantaran keuntungan yang mereka dapatkan menipis. “Jadi sedikit untungnya,” keluh Huda. ‎

Untuk sekedar diketahui, Desa Pengangsalan merupakan sentra penghaskl songkok terbesar di Kabupaten Lamongan. Sebab, 80 persen warganya berprofesi sebagai pengrajin songkok, terutama ibu-ibu rumah tangg. Mereka mengerjakan songkok+songkok tersebut di rumah-rumah mereka di sela-sela kehidupan bertani. ‎

(rrd/rrd)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*