Dolar AS Adalah 'King of the Jungle'

Jakarta -Gejolak nilai tukar yang terjadi di negara-negara dunia, termasuk Indonesia, berasal dari keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS). Tak salah bila sekarang mata uang negeri Paman Sam disebut King of The Jungle alias Si Raja Rimba.

Wellian Wiranto, Ekonom Bank OCBC (Singapura), menyebutkan fokus pelaku pasar sekarang memang tertuju pada kebijakan bank sentral AS The Federal Reserves/The Fed. Khususnya terkait dengan rencana kebijakan untuk menaikan suku bunga yang kemungkinan terealisasi tahun ini.

“Rencana ini sudah direspons pasar dari sekarang. Makanya dolar Australia, Singapura, Jepang, Thailand, hingga Euro terkena imbas. Dolar AS adalah King of the Jungle,” ungkapnya saat berbincang di Mall Kuningan City, Jakarta, Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Artinya, kata Wellian, persoalan lemahnya nilai tukar adalah situasi global. Sulit ada negara yang mampu melepaskan diri dari pengaruh AS.

“Kalau rupiah melemah sekarang juga nggak heran sebenarnya,” ujar Wellian.

Namun, lanjut Wellian, pasar sedikit bereaksi kala rupiah sudah menembus level Rp 13.000/US$. “Saat level Rp 13.000/US$, ada faktor psikologis di sana,” imbuhnya.

Pelemahan rupiah dibandingkan dengan mata uang negara lain, tambah Wellian, tidak dalam posisi yang terlalu buruk. Bahkan rupiah sebenarnya lebih kuat terhadap mata uang lain seperti euro, yen, dan lainnya.

Menurutnya, pemerintah sudah cukup tepat dalam pengambilan kebijakan untuk pembenahan domestik. Misalnya dorongan untuk berinvestasi dan perbaikan defisit transaksi berjalan/current account defisit.

“Dengan kondisi sekarang, Menkeu sebutkan berbagai risiko. Itu lebih bagus, tapi tahu cara mengatasinya. Dibandingkan bilang semua baik-baik saja, padahal nggak,” tegasnya.

(mkl/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*