Dispensasi Ekspor Mineral Perkuat Rupiah

Dispensasi Ekspor Mineral Perkuat Rupiah

INILAH.COM, Jakarta – Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (13/1/2014) ditutup menguat 115 poin (0,94%) ke posisi 12.040/12.060 dari posisi akhir pekan lalu 12.155/12.165.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, penguatan rupiah awal pekan ini salah satunya dipicu oleh mata uang RI ini yang tidak terlalu bereaksi negatif terhadap dimulainya larangan ekspor mineral mentah Indonesia yang resmi berlaku 12 Januari 2014. Pemerintah mulai resmi memberlakukan larangan ekspor mineral dan logam.

Meski begitu, kata dia, pemerintah memberikan beberapa dispensasi untuk beberapa produk terutama terhadap perusahaan yang komit mengembangkan smelter di Indonesia.

“Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya 12.000 dengan level terlemah 12.125 yang merupakan level pembukaan hari ini terhadap dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (13/1/2014).

Dispenasi tersebut, lanjut Firman, dilihat pasar tidak akan terlalu membuat defisit current account memburuk. “Padahal sebelumnya, pasar khawatir pemberlakukan UU Minerba itu yang melarang ekspor komoditas mentah memperburuk perekonomian,” timpal dia.

Dengan dispensasi tersebut, Firman menegaskan, walaupun hanya bersifat sementara mengurangi kekhawatiran pasar atas memburuknya current account Indonesia.

Selain itu, rupiah juga mendapat sentimen positif dari dolar AS yang memang cukup melemah setelah data non-farm payrolls AS yang Jumat (10/1/2013) dirilis. “Angkanya memberikan sinyal bahwa The Fed mungkin akan lebih berhati-hati dalam menjalankan kebijakan tapering-nya,” papar dia.

Akhir pekan lalu, data Non Farm Payrolls AS dirilis 74.000 atau lebih rendah dibandingkan ekspektasi 196 ribu dan publikasi bulan sebelumnya yang direvisi naik jadi 241 ribu.

“Dua faktor tersebut yang jadi sentimen positif bagi rupiah. Di sesi Asia hampir tidak ada agenda penting. Pasar lebih bereaksi terhadap data tenaga kerja AS,” tuturnya.

Alhasil, dolar AS melemah tipis terhadap mayoritas mata uang utama tapi menguat terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS melemah ke 80,63 dari sebelumnya 80,65. “Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan menguat ke US$1,3660 dari sebelumnya US$1,3667 per euro,” imbuh Firman. [jin]


Sumber: http://www.inilah.com/rss/feed/pasarmodal/

Speak Your Mind

*

*