Disepakati, Indo Tambangraya Bagikan Dividen USD 160,01 Juta


shadow

 Financeroll  –  Emiten pertambangan batubara, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan membagikan dividen final sebesar USD 160,1 juta, atau setara 80% dari total laba bersih perseroan tahun lalu USD 200 juta. Dividen dibagikan sebagai interim sebesar USD 103,6 juta pada November tahun lalu, dan dividen tunai sebesar USD 56,4 akan dibagikan pada 24 April tahun ini.

Sementara itu, Direktur Utama Indo Tambangraya Megah Pongsak Thongampai mengatakan, dividen interim yang telah dibagikan setara dengan Rp 1.100 per saham, sedangkan dividen tunai setara Rp 645 per saham.  Sisa laba bersih sebesar USD 40 juta akan menambah laba ditahan untuk mendukung pengembangan perseroan.

Tercatat  hingga akhir tahun lalu Indo Tambangraya memiliki total aktiva sebesar USD 1,3 miliar. Sedangkan total ekuitas perseroan tercatat sebesar USD 899 juta. Tahun lalu, Indo Tambangraya mencatatkan laba bersih sebesar USD 200,21 juta, turun tipis 2,38% dibandingkan tahun sebelumnya senilai USD 204,98 juta.  Berdasarkan laporan keuangan perseroan, penurunan laba tersebut dikarenakan merosotnya penjualan bersih tahunan (year on year/yoy) sebesar 11,85% menjadi USD 1,94 miliar dari USD 2,17 miliar. Selain itu, beban penjualan meningkat menjadi USD 145,95 juta dari sebelumnya USD 140,81 juta.

Sedangkan jumlah liabilitas menurun menjadi USD 408,72 juta dari USD 428,28 juta. Jumlah ekuitas meningkat tipis menjadi USD 898,62 dari USD 898,47 juta.  Tahun ini perseroan siap mengucurkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 64 juta, atau naik tipis dari realisasi capex tahun lalu USD 55 juta.  Seluruh capex akan berasal dari kas internal. Capex akan diserap untuk pemeliharaan mesin dan hauling road.

Menurut Edward, perseroan menargetkan produksi batubara mencapai 30 juta ton tahun ini. Prospek batubara bakal tergatung dari permintaan pasar Tiongkok, yang saat ini cenderung menurun. Setiap perusahaan batu bara diperkirakan akan menghadapai tantangan tersebut sepanjang 2015. Selain Tiongkok, negara tujuan ekspor batubara kedua terbesar perseroan adalah Jepang.  Tahun ini, perseroan berharap masih membukukan laba bersih yang positif. Sementara marjin akan tergantung dari harga rata-rata batu bara. Sepanjang 2015, harga jual rata-rata batubara diperkirakan berkisar USD 58 – USD 60 per ton. Sedangkan cash cost diperkirakan pada rentang USD 51-52 per ton. [Sugeng R]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*