Dibayangi Aksi Ambil Untung, IHSG Diperkirakan Menguat Terbatas

Senin, 29 Februari 2016 | 07:46 WIB

Pegawai Bursa Efek Indonesia mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, 20 Oktober 2014. ANTARA/OJT/Dyah Dwi Astuti

TEMPO.CO, Jakarta – Pada perdagangan awal pekan sekaligus akhir Februari, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diperkirakan akan menguat terbatas. Menurut Analis Ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto, penguatan terbatas itu terjadi karena dibayangi aksi ambil untung jangka pendek.

Selain itu pergerakan pasar akan dipengaruhi penguatan dolar Amerika Serikat atas sejumlah mata uang kawasan yang berimbas pada rupiah. Dari kawasan Asia, sentimen pasar akan digerakkan data manufaktur China Februari diperkirakan masih terkontraksi.

“Sejumlah isu individual terutama terkait rilis laba 2015 sejumlah emiten sektoral turut mempengaruhi pergerakan indeks. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4710 hingga 4765 berpeluang menguat terbatas,” kata David Sutyanto dalam siaran tertulisnya, Senin 29 Februari 2016.

Perdagangan saham akhir pekan lalu kata David didominasi aksi beli menyusul pergerakan bullish harga sejumlah komoditas dan sejumlah isu individual positif seperti rilis laba 2015 dan rencana buyback saham sejumlah emiten sektor energi. Redanya resiko pasar global dan kawasan akhir pekan lalu juga turut menopang rally IHSG yang berhasil tutup di 4.733,149 menguat 74,826 poin (1,6 persen). Dalam sepekan IHSG berhasil rebound 0,76 persen.

Bursa global akhir pekan lalu bergerak bervariasi. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro akhir pekan lalu berhasil rebound 1,8 persen di 2.929,16. Di Wall Street indeks DJIA dan S&P akhir pekan lalu masing-masing koreksi 0,3 persen dan 0,2 persen tutup di 16.639,97 dan 1.984,05. Indeks Nasdaq berhasil menguat 0,2 persen di 4.590,47.

Harga minyak mentah juga terkoreksi 0,9 persen di US$ 32,78 per barel. Pasar di Wall Street digerakan sentimen harga minyak mentah dunia yang kembali koreksi tipis dan data ekonomi AS seperti angka pertumbuhan ekonomi 4Q5 dan inflasi inti AS yang di tumbuh di atas ekspektasi yang memicu penguatan dolar AS.

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat 4Q15 mencapai 1 persen (qoq) di atas perkiraan 0,4 persen (qoq). Sedangkan indeks Core Personal Consumption Expenditure Price (PCEP) Januari 2016 tumbuh 1,7 persen (yoy) dan 0,3 persen (MoM) di atas perkiraan. Perkembangan ekonomi AS yang tumbuh positif tersebut memicu spekulasi kenaikan tingkat bunga Fed Fund Rate (FFR) pada pertemuan FOMC Juni mendatang.

DESTRIANITA K.


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*