Dibantu pelemahan kurs, kredit Mandiri tumbuh 21%

Dibantu pelemahan kurs, kredit Mandiri tumbuh 21%

JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sepanjang 2013 sebesar Rp 472,4 triliun. Angka ini tumbuh 21,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp 388,8 triliun.

Meski begitu, penyaluran kredit bank berlogo pita merah ini melambat dibandingkan dengan penyaluran kredit 2012 yang naik 23,7% dibandingkan pencapaian 2011 Rp 314,4 triliun.

Direktur Keuangan Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengatakan, pertumbuhan kredit perseroan didorong oleh pertumbuhan kredit segmen ritel. Dibandingkan segmen wholesale dan korporasi, bisnis ritel tumbuh di atas 18%. “Seperti sektor konsumer tumbuhnya 18,5%,” ujar Pahala di Gedung Plaza Mandiri, Senin (10/2).

Ia menyebutkan, Bank Mandiri masih fokus menyalurkan kredit ke sektor produktif. Sekitar 86% kredit yang disalurkan perseroan adalah ke sektor produktif.

Kredit ritel masih mendominasi kredit Bank Mandiri secara keseluruhan, yaitu 31,2% dari total kredit. Segmen ritel yang tumbuhnya paling tinggi adalah sektor mikro yang tumbuh 42,3%, menjadi Rp 27 triliun.

Kredit di segmen business banking tumbuh sebesar 20,9% menjadi Rp 46,5 triliun. Sementara, kredit konsumer tumbuh 18,5% menjadi Rp 56,6 triliun.

Perlambatan pertumbuhan di sektor konsumer disebabkan oleh aturan loan to value (LTV) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI). Bank Mandiri masih terus aktif menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). Sepanjang 2013, KUR yang disalurkan mencapai Rp 14,4 triliun kepada 295.000 debitur.

Direktur Utama Budi G Sadikin mengatakan, kredit perseroan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini dibantu oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Sehingga, kredit-kredit yang disalurkan dengan menggunakan valutas asing (valas) nilainya bertambah. 

“Kalau dihilangkan keuntungan dari kurs, kredit kami tumbuh 17,8%,” ujarnya.

Sampai akhir 2013, aset Mandiri tumbuh 15,3% menjadi Rp 733 triliun. Dana pihak ketiga tumbuh 15,2% menjadi Rp 556,34 triliun. Sementara, perseroan menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di level 0,58%.

Laba bersih Bank Mandiri tumbuh 17,4% menjadi Rp 18,2 triliun. Laba bersih didorong oleh pendapatan bunga yang tumbuh 18% menjadi Rp 50,2 triliun dan fee based income sebesar Rp 14,5 triliun.

Editor: Sanny Cicilia


Sumber: http://rss.kontan.co.id/v2/keuangan

Speak Your Mind

*

*