Di Perdagangan Asia, Hanya Minyak Dunia Turun

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA — Harga minyak dunia turun di perdagangan Asia pada Jumat (15/5), didorong kekhawatiran tanpa henti tentang tingkat produksi dan persediaan global yang tinggi, kata para analis. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun tujuh sen menjadi

59,81 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent untuk Juli turun dua sen menjadi 66,64 dolar AS per barel dalam perdagangan sore. Nicholas Teo, analis pasar di CMC Markets di Singapura, mengatakan harga ‘tertatih-tatih’ setelah Badan Energi Internasional (IEA) mengumumkan pelambatan produksi minyak serpih (shale oil) AS sedang diimbangi oleh produksi yang lebih tinggi di tempat lain.

Teo mengatakan produksi yang lebih tinggi oleh kartel OPEC mengindikasikan “kemenangan perang harga dengan mengambil kembali pangsa pasar dari Amerika”. Dia menambahkan, “Meskipun minyak bisa diperdagangkan dalam kisaran lebar untuk beberapa waktu, perang pangsa pasar tampaknya belum akan berakhir.”

Harga minyak anjlok lebih dari 60 persen antara Juni dan Januari karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menolak untuk memotong produksi meskipun pasokan global berlimpah. Langkah oleh kartel, yang memproduksi sekitar 30 persen dari minyak mentah global, secara luas dianggap sebagai berusaha mendorong produsen serpih AS, yang memiliki biaya lebih tinggi, keluar dari pasar.

Pasokan minyak dari produsen terkemuka OPEC Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab, mendekati tingkat tertinggi mereka dalam tiga dekade, IEA mengatakan dalam laporan bulanannya pada Rabu.
OPEC dijadwalkan bertemu di Wina pada 5 Juni untuk membahas tingkat produksi kolektif, saat ini pada 30 juta barel per hari.

Para analis mengatakan dealer juga mengawasi pertikaian sipil di Libya dan Yaman, dengan kekhawatiran bahwa pertempuran mungkin mengganggu pasokan di Timur Tengah yang kaya minyak mentah.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*