Di Depan 100 CEO, Agus Marto Ingin Dunia Usaha Waspadai Utang Luar Negeri

Jakarta -Bank Indonesia (BI) meminta kepada perusahaan swasta untuk menjaga kesehatan kondisi keuangan perusahaan mereka. Terutama Utang Luar Negeri (ULN) swasta yang saat ini terus meningkat melebihi utang luar negeri pemerintah.

Gubernur BI Agus Martowardojo menegaskan, sejak 2012 ULN swasta selalu lebih tinggi dari utang pemerintah. Ini perlu perlu diantisipasi mengingat adanya risiko kurs.

“Kita lihat ULN swasta termasuk BUMN, dari tahun 1997 lebih besar dari pemerintah dan BI. Selanjutnya utang swasta selalu lebih rendah dari pemerintah, tapi semenjak 2012 sudah lebih besar lagi dari pemerintah,” kata Agus di acara Pertemuan CEO Pelapor Utang Negara di Gedung BI, Jakarta, Kamis (30/10/2014).

Agus menggarisbawahi, BI tidak melarang perusahaan swasta untuk mengambil ULN. Namun kesehatan perusahaan harus diperhatikan.

“Kita tidak membatasi ULN tapi harus berdasarkan asas. Sekarang utang swasta sudah meningkat. Tolong perhatikan yang tadinya kejar bottom line laba, sekarang jaga kesehatan,” tegas Agus.

Pernyataan tersebut dilontarkan Agus dihadapan para pimpinan dan perwakilan korporasi. Sedikitnya, 100 CEO dan perwakilan hadir dalam acara Sosialisasi Peraturan Bank Indonesia Tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian Dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Non Bank.

Agus menjelaskan, perekonomian Indonesia ke depan masih akan mengalami tekanan. Apalagi bank sentral Amerika Serikat (AS) berencana menaikkan suku bunga tahun depan.

“Mempertimbangkan kondisi ekonomi global ke depan yang masih mengkhawatirkan, waspada ada risiko pengetatan likuiditas dolar dan risiko harga komoditas. Jadi jangan hanya mengejar bottom line, tapi anda punya risiko foreign exchange. Mohon untuk secara seimbang bapak ibu sebagai pengusaha untuk kaji riiskonya. Kalau nggak bisa menyesal,” paparnya.

(drk/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*