Devaluasi Yuan Berdampak Pada Harga Emas

shadow

FINANCEROLL – Harga emas naik hingga ke harga termahalnya dalam tiga minggu terakhir ini sebagai dampak terkoreksinya Dolar AS dan jatuh bursa saham paska devaluasi Yuan oleh Tiongkok dua hari lalu. Harga Emas (terupdate) naik diatas 3% dari posisi termurahnya dalam beberapa tahun terakhir yang terjadi pada dibulan Juli kemarin.

Sehari setelah Yuan mengalami devaluasi sebesar 2% pada Selasa kemarin, pada perdagangan pasar uang Rabu pagi the People’s Bank of China menempatkan nilai tengah yuan lebih rendah lagi. Langkah ini sontak menimbulkan kekhawatiran baru akan pecahnya perang nilai mata uang dan menghantam bursa saham global, sehingga membuat sebagian investor merasa was-was dan mencari perlindungan dengan kembali kepada Emas sebagai aset pengamannya, safe haven.

Pasar masih dalam tren turun (Bearish) meskipun devaluasi Yuan mampu memberikan kejutan dan membuat harga berbalik arah. Sejatinya, belumada aksi beli baru yang benar-benar kuat untuk menopang harga emas terus naik. Setidaknya kenaikan jangka pendek ini bisa menjadi peluang untuk mengambil untung setelah harga jatuh cukup dalam kemarin.

Dari harga termurahnya $1,077 per onz pada Juli kemarin, harga emas telah naik setidaknya 4%. Harga Emas dipasar Spot naik 1,2 % ke harga $1,121.40 per onz. Untuk emas dengan kontrak pengiriman bulan Desember, naik 1,4 % ke harga $1,123.60 per onz.

Melemahnya Dolar AS, turun 1,1% dari mata uang besar lainnya dan secara bersamaan dibarengi dengan penurunan imbal hasil obligasi AS, telah menjadi angin segar bagi harga emas untuk naik. Tidak bisa dipungkiri memang bahwa bayang-bayang kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat ini akan membuat Dolar AS kuat kembali dan Emas bisa kembali terpukul. Belum ada gambaran yang jelas bahwa dampak Yuan akan cukup besar mempengaruhi harga emas, namun setidaknya harga emas bisa berupaya untuk menguat kembali dan mencoba bergerak diatas harga $1,130 per onz.

Haruslah dipahami bahwa melemahnya Yuan disisi lain akan berdampak pula bagi harga emas, yuan yang lemah tentu akan membuat para importir emas Tiongkok akan merasa lebih mahal lagi. Tiongkok sebagai konsumen emas besar dunia tentu mendapat dampak yang kurang menyenangkan ini dalam jangka yang lebih panjang. Melambatnya ekonomi Tiongkok, sudah membuat harga emas juga turun. Penurunan impor emas oleh Tiongkok tentu akan semakin menurunkan harga emas pula.

Sementara itu, ada potensi lain dari lemahnya Yuan bagi harga emas. Secara optimis, kondisi saat ini masih berpotensi bagi otoritas moneter Tiongkok untuk melakukan devaluasi Yuan lebih lanjut. Intervensi Beijing atas pasar uang, akan menimbulkan kekhawatiran inflasi sehingga publik bisa jadi memilih mengamankan diri dengan melakukan pembelian perhiasan emas sehingga permintaan emas bisa naik pula.(Lukman Hqeem | [email protected])


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*