Depresiasi rupiah gerus laba Indofood

JAKARTA. Bisnis Grup Salim ikut terserempet perlambatan ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah. Pada periode Semester I 2015, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) hanya mencetak pertumbuhan penjualan tipis yakni 3,7% year on year (yoy) menjadi Rp 32,63 triliun.

Beban penjualan dan distribusi yang meningkat juga membuat laba usaha INDF terkikis. Hingga Juni 2015, laba usaha INDF hanya naik 0,5% menjadi Rp 3,85 triliun dari sebelumnya Rp 3,83 triliun. Sedangkan margin laba usaha turun 40 basis poin menjadi 11,8%.

Anthoni Salim, Direktur Utama INDF mengatakan, turunnya margin laba usaha ini disebabkan karena kinerja agribisnis yang melemah akibat dari penurunan harga jual rata-rata produk sawit.

Selain terpukul dari turunnya harga komoditas, depresiasi nilai tukar rupiah membuat INDF mencetak rugi selisih kurs yang belum terealisasi. Dus, laba bersih INDF pun turun drastis 25,3% yoy menjadi Rp 1,73 triliun. Margin laba bersih di semester I-2015 merosot menjadi 5,3% dari sebelumnya 7,4%.

Core profit yang mencerminkan kinerja operasional juga turun 8,2% menjadi Rp 2,08 triliun dari Rp 2,27 triliun. “Kami akan melanjutkan strategi untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Anthoni, Jumat (31/7).

Dari total penjualan INDF, sebesar 50% pendapatan disumbang dari divisi produk konsumen bermerek yang dibawahi anak usahanya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Lalu, grup Bogasari, agribisnis, dan distribusi, masing-masing memberikan kontribusi 24%,18%, dan 8% terhadap total penjualan neto konsolidasi.

Hingga medio pertama tahun ini, INDF memiliki total liabilitas sebesar Rp 50,7 triliun dengan ekuitas sebesar Rp 40,6 triliun. Total kas setara kasnya mencapai Rp 12,2 triliun.

Editor: Hendra Gunawan


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*