Demi Pertumbuhan Ekonominya, India Potong Pajak Mobil dan Ponsel

Demi Pertumbuhan Ekonominya, India Potong Pajak Mobil dan Ponsel

Demi pertumbuhan ekonomi India, pemerintah setempat gencar melakukan kebijakan-kebijakan, dan salah satu kebijakan tersebut disetujui dan diumumkan oleh Kementrian Keuangan India yang menyetujui pemotongan pajak tidak langsung pada produk mobil dan ponsel untuk mendorong pertumbuhan sektor manufaktur.

Menteri Keuangan India, Palaniappan Chidambaram seperti yang dilansir BBC prihatin atas kesehatan sektor manufaktur dan juga kenaikan harga pangan. Namun sekalipun demikian menteri ini menyampaikan bahwa ekonomi India telah stabil dan menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah yang lebih baik.

Menteri yang kerapkali mewakili India dalam event dan forum ekonomi internasional ini menyetujui kebijakan tersebut dengan alasan pemerintah melakukan konsolidasi fiskal, menghidupkan kembali siklus pertumbuhan, dan meningkatkan sektor manufaktur. Palaniappan Chidambaram optimis kebijakan tersebut  dapat menurunkan defisit fiskal, membatasi defisit transaksi berjalan, dan menstabilkan tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang.

Popularitas pemerintah India sendiri terus merosot di tengah perlambatan pertumbuhan dan sejumlah skandal korupsi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. India yang merupakan negara ekonomi terbesar ketiga di Asia telah terbebani oleh berbagai faktor seperti tingginya inflasi, lemahnya nilai tukar mata uang rupee, dan penurunan investasi asing.

Perlambatan di sektor manufaktur juga telah memukul perekonomian. Tingkat pertumbuhan sektor investasi sekarang sudah di bawah angka 5 persen untuk empat kuartal berturut-turut. Selain itu pasar juga khawatir atas defisit fiskal India karena tingginya perbedaan antara pendapatan pemerintah dan pengeluarannya. Lembaga pemeringkat bahkan mengancam akan memangkas rating India jika masalah ini tidak ditangani.

Menteri keuangan India tersebut memproyeksikan defisit fiskal untuk tahun buku yang berakhir 31 Maret 2014 akan sebesar 4,6 persen dari produk domestik bruto (GDP). Jumlah itu berada di bawah target 4,8 persen yang ditetapkan pemerintah.

Menteri keuangan India juga berusaha untuk meredakan kekhawatiran atas defisit transaksi berjalan dengan menyeimbangkan selisih antara pendapatan dari ekspor dan tagihan impor. Defisit transaksi berjalan diperkirakan akan jatuh ke angka USD 45 miliar hingga 31 Maret, turun dari USD 88 miliar pada tahun lalu.

Rizki Abadi/Journalyst Vibiznews

Editor: Jul Allens

Pic: npr


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*