Demi Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Menperin Tawarkan Investasi Industri Hilir Minyak Kelapa Nasional Ke Negara Eropa

shadow

FINANCEROLL – Rotterdam, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia. Tahun 2014, produksi minyak sawit mentah Indonesia, terdiri crued palm oil/CPO dan palm kernel oil/PKO, mencapai 35 juta ton dan diperkirakan terus meningkat hingga 45 juta ton pada tahun 2020.

Selain untuk pasar domestik, Indonesia juga mengapalkan produk perkebunan ini ke pasar ekspor. Sepanjang tahun 2014 saja, volume ekspor minyak sawit mentah dan produk hilir seperti oleofood, oleokimia, dan biodiesel mencapai lebih dari 23 juta ton.

Menteri Perindustrian Saleh Husin berbincang dengan Chairman European Palm Oil Alliance (EPOA), Frans Claassen dan disaksikan Deputi Chief Mission KBRI di Den Haag, Ibnu Wahyutomo (tengah) di sela-sela acara "Forum Bisnis dan Investasi Industri Hilir Kelapa Sawit" di Rotterdam, Belanda, Jumat (4/9/2015). Indonesia menawarkan pengusaha Belanda dan Uni Eropa berinvestasi di industri hilir kelapa sawit di Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah di dalam neger

Menteri Perindustrian Saleh Husin berbincang dengan Chairman European Palm Oil Alliance (EPOA), Frans Claassen dan disaksikan Deputi Chief Mission KBRI di Den Haag, Ibnu Wahyutomo (tengah) di sela-sela acara “Forum Bisnis dan Investasi Industri Hilir Kelapa Sawit” di Rotterdam, Belanda, Jumat (4/9/2015). Indonesia menawarkan pengusaha Belanda dan Uni Eropa berinvestasi di industri hilir kelapa sawit di Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Selama kurun waktu 2010 – 2015, kelapa sawit merupakan salah satu ikon ekspor nasional, yang merupakan komoditas ekspor terbesar kedua dari Indonesia. Hal ini menjadi potensi besar bagi Indonesia sebagai pusat industri hilir kelapa sawit.

Hilirisasi ini juga menjadi andalan pengembangan serta penguatan industri nasional. Selain itu menarik lebih banyak investasi dan menciptakan nilai tambah kelapa sawit di dalam negeri.

Guna mendorong ekspor dan investasi, Menteri Perindustrian Saleh Husin bersama delegasi pengusaha Indonesia mempromosikan peluang bisnis sawit di Belanda dalam acara “Forum Bisnis dan Investasi Industri Hilir Kelapa Sawit” yang diselenggarakan pada tanggal 3 – 4 September 2015 di Rotterdam, Belanda.

“Belanda telah lama menjadi mitra strategis Indonesia untuk bisnis kelapa sawit. Kota Rotterdam menjadi hub penting karena ekspor utama CPO ke Eropa dikirim melalui Pelabuhan Rotterdam,” ungkap Menperin Saleh Husin sembari menyebutkan pasar Uni Eropa menyerap lebih dari 20 persen ekspor CPO asal Indonesia dan produk turunannya.

Kemenperin, imbuhnya, akan melakukan yang terbaik untuk membantu investor ketika mereka memutuskan untuk berinvestasi di bidang industri hilir kelapa sawit. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mendukung investasi di industri hilir kelapa sawit melalui beberapa upaya seperti mempertahankan kebijakan makro yang stabil dengan didukung stabilitas nasional yang dinamis, dan penerapan deregulasi bila diperlukan.

Delegasi Indonesia yang dipimpin Menperin dihadiri oleh pejabat eselon I dan II Kementerian Perindustrian serta perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), asosiasi industri, produsen hilir kelapa sawit, dan LSM lingkungan.

Bahkan, kata Menperin, kegiatan ini mendiseminasikan bahwa bisnis perkelapasawitan hulu – hilir di Indonesia telah memenuhi ISPO dan RSPO; yang diberlakukan wajib dan diawasi ketat untuk memastikan ketelusuran (traceability) dan keberlanjutan (sustainability).

Menteri Perindustrian Saleh Husin (keempat dari kanan) berfoto bersama pendiri dan Chairman Damen Schelde Naval Shipbuilding, Kommer Damen, Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto (keempat kiri), Deputi Chief Mission KBRI di Den Haag, Ibnu Wahyutomo (kedua kanan) dan dan Presiden Direktur Hein van Ameijden (kiri), usai melakukan kunjungan kerja ke galangan kapal milik Damen, Jumat (4/9/2015). Menperin Saleh Husin menawarkan investasi galangan kapal kepada Damen Shipyard di Indonesia.

Menteri Perindustrian Saleh Husin (keempat dari kanan) berfoto bersama pendiri dan Chairman Damen Schelde Naval Shipbuilding, Kommer Damen, Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto (keempat kiri), Deputi Chief Mission KBRI di Den Haag, Ibnu Wahyutomo (kedua kanan) dan dan Presiden Direktur Hein van Ameijden (kiri), usai melakukan kunjungan kerja ke galangan kapal milik Damen, Jumat (4/9/2015). Menperin Saleh Husin menawarkan investasi galangan kapal kepada Damen Shipyard di Indonesia.

“Terdapat dua prinsip dalam pengembangan industri hilir kelapa sawit nasional, yaitu sustainability and traceability. Kedua prinsip tersebut membutuhkan pengembangan teknologi dan investasi dari negara kawasan yang telah mengembangkan teknologi industri secara gemilang, salah satunya adalah Uni Eropa,” tuturnya.

Di samping itu, Menperin mengatakan, target investasi industri hilir yang dipromosikan oleh Kementerian Perindustrian adalah produk hilir minyak sawit bernilai tambah tinggi yang meliputi: (1) Oleo food: minyak goreng sawit, minyak salad, margarine, shortening, lemak padatan, lemak substitusi cokelat, ice cream fat, vegetable ghee, dsb; (2) Oleo kimia: asam lemak, alkohol lemak, sabun, toiletries, kosmetik, glycerine dsb; (3) Energi terbarukan: biodiesel, bioethanol, bio jet fuel, biomass, dsb.

Menperin menegaskan, program hilirisasi industri kelapa sawit sangat relevan dengan program Nawa Cita yaitu “Mewujudkan bangsa yang berdaya saing” melalui pembangunan ekonomi industri berbasis hasil perkebunan kelapa sawit, yang pada umumnya berada di luar Jawa dan daerah perbatasan.

Lebih lanjut, Deputi Chief Mission KBRI di Den Haag, Ibnu Wahyutomo mengatakan, di Belanda dan Uni Eropa banyak perusahaan yang bergerak di industri hilir minyak sawit.

“Dibukanya kesempatan investasi menjadi hal yang menarik bagi investor Belanda dan Eropa mengingat besarnya pasar dan tingginya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sementara di pertumbuhan ekonomi di Eropa terhitung kecil,” ujarnya.

Diharapkan, lanjut Ibnu, peran pengusaha dari Benua Biru ini lebih luas. Jika sebelumnya lebih banyak berperan sebagai importir maka di masa mendatang menjadi investor industri hilir kelapa sawit di Indonesia yang memasarkan produknya ke Eropa dan pasar global lainnya.

Di Rotterdam, Menperin dan delegasi Indonesia juga bertemu dengan jajaran pengurus European Palm Oil Alliance, termasuk dengan Frans Claassen selaku Chairman CPOA dan Margot Logman sebagai manajer program.

“Pemerintah Indonesia mengapresiasi kerja keras European Palm Oil Alliance yang diketuai Frans Claassen karena selama ini terus mengkampanyekan tentang keunggulan produk CPO dan turunannya serta turut membentuk opini positif tentang industri kelapa sawit Indonesia,” ujar Saleh Husin. Di pelabuhan Rotterdam, delegasi Indonesia juga mengunjungi pabrik pengilangan (refinery) minyak sawit milik kelompok usaha Wilmar.

Saleh Husin juga mengakui, delegasi Indonesia yang dipimpinnya juga membuka diri untuk berdiskusi dengan pengusaha Belanda dan Uni Eropa tentang perekonomian Indonesia terkini. “Saya yakin pasti para investor dan pengusaha ingin tahu lebih jauh tentang kebijakan pemerintah Indonesia, termasuk soal paket kebijakan stimulus ekonomi,” ujarnya.

Untuk itu, dia menegaskan, pemerintah sangat serius dalam penyusunan dan implementasi paket stimulus ini. Salah satunya ialah tentang deregulasi investasi sektor industri dan perdagangan yang diharapkan memompa aktivitas ekonomi nasional, khususnya mendorong investasi langsung asing (foreign direct investment).

“Justru ini kesempatan emas untuk menjelaskan dan meyakinkan rekan-rekan investor. Juga menunjukkan konsistensi bahwa pemerintah dan dunia usaha sangat fokus menjaga iklim investasi. Kita tunggu detail paket stimulus dan akan segera disosialisasikan,” jelasnya.

Menteri Perindustrian Saleh Husin (keempat dari kanan) berfoto bersama pendiri dan Chairman Damen Schelde Naval Shipbuilding, Kommer Damen, Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto (keempat kiri), Deputi Chief Mission KBRI di Den Haag, Ibnu Wahyutomo (kedua kanan) dan dan Presiden Direktur Hein van Ameijden (kiri), usai melakukan kunjungan kerja ke galangan kapal milik Damen, Jumat (4/9/2015). Menperin Saleh Husin menawarkan investasi galangan kapal kepada Damen Shipyard di Indonesia.

Menteri Perindustrian Saleh Husin (keempat dari kanan) berfoto bersama pendiri dan Chairman Damen Schelde Naval Shipbuilding, Kommer Damen, Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto (keempat kiri), Deputi Chief Mission KBRI di Den Haag, Ibnu Wahyutomo (kedua kanan) dan dan Presiden Direktur Hein van Ameijden (kiri), usai melakukan kunjungan kerja ke galangan kapal milik Damen, Jumat (4/9/2015). Menperin Saleh Husin menawarkan investasi galangan kapal kepada Damen Shipyard di Indonesia.

INDUSTRI PERKAPALAN

Selain agenda promosi investasi industri hilir minyak sawit, Menperin Saleh Husin menyambangi industri galangan kapal milik Damen Schelde Naval Shipbuilding di Vissingen, barat daya Amsterdam. Pendiri dan Chairman Damen Shipyard, Kommer Damen dan Presiden Direktur Hein van Ameijden menyambut langsung rombongan delegasi Indonesia,

Perusahaan merupakan salah satu mitra PT PAL Indonesia di Surabaya. Keduanya bekerja sama membangun kapal Perusak Kawal Rudal 10514 model korvet/frigate sigma class. “Format kerja sama dengan PT Pal adalah joint production, beberapa modul dikerjakan di Surabaya dan lainnya di Belanda lalu disatukan. Ini membuka kesempatan terjadinya transfer of technology,” ujar Menperin.

Pada pertemuan itu, pihak Damen mengungkapkan bahwa mereka agresif melakukan investasi di Asia Tenggara khususnya Vietnam. Untuk itu, Menperin meminta Damen menanam investasi langsung di Indonesia dan mengembangkan industri perkapalan.

”Ke depan, saya ingin ajak Damen bekerja sama ke tingkat yang lebih lanjut yaitu membangun galangan kapal di Indonesia. Saya tegaskan juga bahwa galangan kita yang di Batam, di Surabaya dan daerah lain di Indonesia siap bermitra,” terang Saleh Husin. Kunjungan ke Belanda akan dilanjutkan ke Milan, Italia dan Warsawa, Polandia.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*