Demam Emas Menurun, Berganti ke Minyak


shadow

FINANCEROLL – Berkaca pada apa yang dilakukan sejumlah lembaga pengelolaan investasi, dimana umumnya mereka telah kehilangan antusias dengan Emas saat ini dan mulai melirik ke komoditi minyak yang harganya dianggap murah dengan potensi kenaikan dimasa yang akan datang.

Awal minggu ini, ketegangan pasar berkenaan dengan masalah Yunani yang tengah berjibaku dengan para kreditornya dan masalah di Eropa mulai surut, para spekulan di pasar kembali melirik aset yang beresiko kembali. Risk Appetite, dengan melepas Emas – aset Safe Haven ditengah kisruh ekonomi politik, dilakukan sejumlah pelaku pasar dan para manajer investasi dengan memangkas posisi beli atas emas. Data pemerintah AS bahkan menunjukkan jumlah pelepasan ini yang paling besar dalam 15 minggu terakhir.

Momentum yang dipakai adalah penguatan Dolar AS dan kenaikan nilai saham global sehingga semakin meluruhkan emas sebagai tujuan investasi. Sebagai catatan, kombinasi kapitalisasi pasar saham meledak hingga mencapai $67 trilyun pada minggu lalu, sementara Dolar AS diperdagangkan pada posisi terkuatnya sepanjang satu dekade ini. Penurunan jumlah ETP Emas mencapai $4 milyar. Dalam jangka panjang, emas nampaknya masih dalam pandangan negatif. Jika tidak ada gejolak apapun yang sangat beresiko, niscaya emas maskin kurang menarik lagi. Saat ini aset yang menarik adalah Saham.

Jumlah kontrak berjangka emas yang dicatat Komisi Perdagangan Berjangka AS mengalami penurunan sebesar 18 persen menjadi 110,164 kontrak berjangka, selama sepekan hingga 17 Februari kemarin. Ini merupakan penurunan yang beruntun dalam tiga minggu terakhir, yang terpanjang sejak November. Aksi jual mengalami peningkatan hingga 44 persen, tercatat sebagai yang paling besar sejak Agustus lalu. Harga emas berjangka juga menurun sebesar 1.8 persen pada minggu lalu ke harga $1,204.90 per ons di bursa Comex – New York, sementara indek S&P 500 naik 0.6 persen mencapai posisi tertinggi sejak 20 Februari.

Pertemuan darurat para Menteri Keuangan negara-negara pengguna Euro pada akhir minggu lalu, membuahkan kesepakatan akan pengawasan bagi bantuan aliran keuangan ke Yunani. Meski sebelumnya harga emas telah turun dan membuat daya pikatnya meluruh, jumlah kepemilikan ETP pada minggu lalu hanya berubah sedikit menurut catatan Bloomberg, masih sebesar 1,671.8 metrik ton. John Paulson, manager investasi milyaran, juga kurang bersemangat dengan emas saat–saat ini. Pemerintah AS mencatat bahwa hingga 31 Desember, Paulson & Co. memiliki 10.23 juta lembar saham dalam SPDR Gold Trust. Tiap lembar saham tersebut senilai 0.096 ons emas.

Harga emas mengalami penurunan sebesar 29 persen selama dua tahun hingga 2014, penurunan tahunan yang beruntun sejak 1998, setelah bursa saham mengalami kenaikan dan perekonomian AS menunjukkan sinyak membaik. Harga emas berjangka menurun sebesar 5,9 persen sepanjang bulan Februari ini, bisa mencatat kinerja perdagangan yang berakhir minus dalam sebulan sejak Oktober lalu.

Sementara itu, laporan hasil pertemuan the Federal Reserve pada Januari lalu menunjukkan adanya silang pendapat antar anggota dewan gubernur bank sentral mengenai kebijakan suku bunga apakah kebijakan suku bunga ultra rendah saat ini diperpajang atau diakhiri.  Menguatnya Dolar AS dikutip oleh para pengambil kebijakan bersama dengan masalah-masalah Yunani dan Ukraina serta melemahnya pertumbuhan upah kerja di AS sebagai alasan untuk menunda upaya menaikkan suku bunga yang akan dilakukan untuk pertama kalinya sejak 2006, demikian catatan tersebut dupublikasikan pada publik pada 18 Februari. Naiknya suku bunga akan memangkas daya tarik emas sebagai aset investasi, karena umumnya Emas menawarkan keuntungan hanya ketika harga naik saja.

Setelah jatuh sedemikian dalamnya, sebagaian pelaku pasar melihat peluang bagi kenaikan harga emas, diluar faktor potensi rebound secara teknis, harga emas berpeluang naik jika AS menunda kenaikan suku bunganya. Hasil pertemuan The Fed tersebut secara tersurat menunjukkan kegamangan untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Alhasil, jika kebijakan suku bunga ini masih dipertahankan tetap rendah, maka emas akan berbalik naik. Sangat sulit bagi The Fed memang untuk menemukan momentum bagi penaikkan suku bunga. ( Lukman Hqeem | @hqeem |2AC9FBE6)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*