Deflasi menggerus GBP

JAKARTA. Mata uang poundsterling (GBP) melemah karena tergerus deflasi. GBP kalah bersaing di hadapan sebagian mata uang dunia lainnya.

Data Bloomberg Selasa (19/5) pukul 16.45 WIB memperlihatkan, pasangan GBP/USD tersungkur 0,79% ke level 1,5530 dibandingkan dengan hari sebelumnya. GBP/AUD yang menukik 0,51% menjadi 1,9489. Sebaliknya EUR/GBP turun 0,35% ke 0,7203.

Data consumer price index (CPI) Inggris April 2015 minus 0,1% atau lebih rendah dari April 2014 yang sebesar 0,0%. Core CPI juga turun menjadi 0,8% dari bulan April 2014 sebesar 1,0%.

Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures, mengatakan, tekanan utama pada GBP datang dari buruknya data ekonomi Inggris. “Ini menimbulkan keraguan pasar akan kesempatan Bank of England (BOE) menaikkan suku bunga tahun ini,” kata Nizar.

Sedangkan USD sedang rebound. Indeks USD pada Selasa (19/5) berada di level 94,44 atau naik 0,23% dibandingkan hari sebelumnya. Ini menyusul prediksi pasar bahwa building permit AS April 2015 naik dari 1,04 juta menjadi 1,06 juta. “Yield obligasi AS juga naik menjadi 2,2%. Ini menjadi pendorong penguatan USD,” tambah Nizar. Ia menduga pada perdagangan Rabu (20/5), GBP/USD melanjutkan koreksinya.

Untuk pasangan GBP/AUD. Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures, menjelaskan, GBP terseret oleh data ekonomi yang negatif. “Sedangkan dari aussie, pernyataan Bank Sentral Australia (RBA) cukup bagus,” kata Wahyudi.

RBA optimistis bahwa Australia dapat mengejar target tahun 2015, meskipun sejumlah data ekonomi masih negatif. Sebelumnya, RBA memangkas suku bunga menjadi 2,0%. Harga komoditas yang mulai membaik turut menopang AUD.

Sementara Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menilai, EUR melemah terhadap GBP karena persoalan utang Yunani tak kunjung usai. “Apalagi European Central Bank (ECB) terus melakukan pembelian obligasi dalam jumlah besar setiap bulan,” ujarnya.

Editor: Yudho Winarto


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*