Daya Serap Tiongkok Turun, Bijih Besi Menukik


shadow

Financeroll – Bijih besi dan biaya pengirimannya jatuh ke level terendah dalam lima tahun di tengah penguatan sinyal perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan berlimpahnya stok komoditi yang menguras harga perdagangan untuk stok komoditas yang masih berlayar di tengah laut.

Tiongkok mengimpor 67.400.000 ton bijih besi pada bulan November, turun 15 persen dari bulan Oktober, demikian menurut data bea cukai. Ini adalah penurunan pertama impor bijih besi Tiongkok sejak tahun 1998.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan melambat menjadi 7 persen tahun depan dari 7,4 persen pada tahun 2014, menurut perkiraan ekonom dalam survei Bloomberg baru-baru ini. Harga Pengapalan komoditas bijih besi ke Qingdao, Tiongkok, dari Tubarao, Brasil, turun 4,4 persen menjadi $ 12,47 per ton pada sesi perdagangan kemarin, terendah sejak 9 Januari 2009, demikian data dari Baltic Exchange di London menunjukan. Pengiriman negara-negara Amerika Latin turun 18 persen pada November menjadi 26 juta ton, terendah sejak 2010, menurut data pemerintah

Brasil merupakan eksportir terbesar kedua bijih besi di dunia setelah Australia. Harga Kargo tersebut memiliki dampak yang lebih besar pada harga barang, karena negara ini tiga kali lebih jauh ke Tiongkok daripada jarak Australia ke Tiongkok. Dibutuhkan 35 hari untuk kapal bijih besi dari Brasil ke Tiongkok, menurut Axsmarine.com.
Harga Bijih besi yang dikirim ke Tiongkok turun 0,8 persen menjadi $ 68,05 per ton kemarin, terendah sejak 3 Juni 2009, menurut data Bulletin Logam.

Baltic Dry Index, yang mengukur biaya pengiriman untuk barang-barang kering mengalami penurunan terpanjang dalam 18 bulan kemarin, jatuh menjadi 1,3 persen atau 827 poin pada sesi perdagangan Baltik Exchange.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*