Data Tenaga Kerja AS Tentukan Arah Harga Emas

INILAHCOM, Jakarta Hingga siang ini harga emas siuman setelah mendapat tekanan negatif dari Quantitative Easing (QE) European Central Bank (ECB). Arah harga logam mulia ini berikutnya tergantung pada rilis data tenaga kerja AS. Seperti apa?

Berdasarkan data yang dilansir cnbc.com, pada perdagangan Jumat (6/3/2015) hingga pukul 13.00 WIB, harga emas internasional ditransaksikan menguat sebesar US$2,2 (0,18%) ke posisi US$1.198,4 per troy ons.

Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas masih dalam tekanan turun hingga siang ini.

“Harga emas sempat turun ke area US$1.196 per troy ons semalam. “Penguatan dolar AS karena pelemahan euro akibat kebijakan pelonggaran kuantitatif Bank Sentral Eropa dan ekspektasi kenaikan suku bunga AS tahun ini memberikan tekanan turun pada harga emas,” katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Jumat (6/3/2015).

Harga kini, la bergerak di kisaran US$1.199 per troy ons. Resisten terdekat di kisaran US$1.202 sementara support penting di kisaran US$1.195. “Rebound harga bisa berlanjut ke area US$1.206 hingga US$1.210 bila resisten US$1.202 berhasil dipenetrasi,” ujarnya.

Sementara tekanan turun di bawah US$1.195 berpeluang mendorong pelemahan harga yang dalam ke area US$1.190 hingga US$1.188 per troy ons.

Market mover penting malam ini adalah data tenaga kerja AS: data Non hingga Farm Payrolls AS versi pemerintah, Tingkat Pengangguran AS dan data rata-rata penghasilan per jam. Data NFP bulan Februari diekspektasikan naik 240 ribu, sementara tingkat pengangguran 5,6% dan rata-rata penghasilan per jam naik 0,2%.

“Dari ketiga data tersebut biasanya data Non-farm Payrolls (NFP) AS yang menyita perhatian pasar. Bila data NFP lebih buruk dari perkiraan, harga emas berpeluang menguat karena pelemahan dolar AS, dan sebaliknya,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*