Data Pasokan Turun, Harga Minyak Naik Lagi

INILAHCOM, Singapura – Minyak mentah menguat di pasar Asia pada perdagangan Jumat (20/1/2017). Investor merespon pengetatan pasokan di pasar global meskipun produksi AS berpotensi mengancam kesepakatan pengurangan produksi minyak ke depan.

Minyak mentah AS jenis WTI naik 20 Sen menjadi US$51,57 per barel. Badan Energi International (IEA) menilai untuk sementara negara OPEC mematuhi pengurangan produksi sesuai kesepakatan. Persediaan minyak di negara maju turun untuk bulan keempat pada bulan November. Demikian juga untuk bulan Desember diharapkan mengalami penurunan.

Namun persediaan minyak mentah AS naik tidak terduga pada pekan lalu. Sementara stok bensin melonjak di saat permintaan yang menurun. Demikian pernyataan Administrasi Informasi Energi pada Kamis kemarin.

Persediaan minyak mentah naik 2,3 juta barel dalam pekan sampai 13 Januari. Padahal ekspektasi analis akan terjadi kenaikan 342.000 barel.

“Harga minyak mentah yang range-bound meskipun laporan mingguan EIA menunjukkan kenaikan dalam persediaan,” kata ANZ dalam sebuah catatan, seperti mengutip cnbc.com.

“OPEC melanjutkan komentarnya sekitar kepatuhan yang kuat terhadap perjanjian pemotongan produksi dengan pertemuan komite monitoring untuk membahas kemajuan kesepakaan tersebut.”

OPEC, yang memotong produksi minyak bersama produser independen Rusia. Organisasi kartel minyak mentah ini ingin kemitraan abadi dengan Moskow. Hal tersebut diungkapkan Menteri Energi Saudi, Khalid al Falih.  Dia mengatakan kesepakatan itu tidak perlu diperpanjang selama setahun penuh jika pasar telah mencapai keseimbangan.

Sementara Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammed Barkindo menjelaskan stok minyak di seluruh dunia perlu turun setidaknya 270 juta barel. Tujuannya untuk mencapai kesempbangan antara kebutuhan rata-rata industri dan pasokan dari OPEC untuk lima tahunke depan.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*