Data Ekonomi Melemah, Dolar Kembali Tertekan

Data Ekonomi Melemah, Dolar Kembali Tertekan

TEMPO.CO, Jakarta – Pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) akibat melemahnya data ekonomi AS dimanfaatkan oleh mata uang regional untuk menguat.

Di pasar uang hingga pukul 11.00 WIB, mata uang Asia kembali menguat terhadap dolar AS. Rupiah memimpin penguatan mata uang Asia dengan menguat 0,75 persen ke kisaran 11.890 per dolar AS.

Won Korea menguat 0,32 persen ke 1.062,80 per dolar AS, rupee menguat 0,19 persen ke 62,32 per dolar, baht menguat 0,12 persen ke 32,537 per dolar AS, dan yuan menguat 0,02 persen ke 6,0627 per dolar AS.

Data klaim jumlah penganggur di AS bulan Januari bertambah 339 ribu jiwa, disertai data penjualan retail yang tumbuh minus 0,4 persen month-on-month. Hal ini memicu tekanan terhadap mata uang Abang Sam.

Ekonom PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan selain pelemahan dolar, nilai tukar rupiah juga terbantu dengan keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan dan sinyal kinerja neraca pembayaran yang lebih baik dari ekspektasi.

“Kebijakan BI masih konsisten dengan target sasaran inflasi 4,5 persen di tahun 2014, dan upaya menurunkan defisit pada transaksi berjalan yang lebih sehat,” ujar Lana.

Hasil Rapat Dewan Gubernur BI kemarin memutuskan suku bunga tetap di 7,5 persen, diikuti dengan suku bunga pinjaman BI (lending facility) dan deposit facility (FasBI) di 7,5 persen dan 5,75 persen.

BI juga menilai pemulihan ekonomi global semakin baik terutama dari Amerika Serikat dan Jepang sehingga ada ekspektasi perbaikan volume perdagangan dunia dan membaiknya harga-harga komoditas.

“Keputusan tetap ini juga didukung dengan perbaikan data-data makro yang diumumkan pada awal Februari lalu, dan tertolong dengan rencana the Fed untuk tidak agresif melakukan tapering off,” kata Lana.

PDAT | M. AZHAR


Sumber: http://www.tempo.co/rss/bisnis

Speak Your Mind

*

*