Data Ekonomi AS Hantam Emas, Minyak Cukup Stabil

shadow

Lavrov vs Kerry Lavrov vs Kerry

Harga Emas (XAUUSD) bergerak turun di hari Senin (31/03) dan membukukan kerugian untuk sesi keempat berturut-turut. Laporan ekonomi penting yang akan dirilis diperkirakan dapat menciptakan beberapa sesi yang volatil sepanjang minggu ini. Harga emas mengalami penurunan 2,9 % lebih rendah dari bulan lalu, tetapi masih meningkatsebesar 6,8 % untuk kuartal pertama tahun ini.

FINANCEROLL – Membaiknya data-data ekonomi Amerika Serikat membuat The Federal Reserve mulai menarik ekses likuiditas dengan langkah-langkah yang pada akhirnya menaikkan suku bunga, tampaknya puncak harga emas telah berlalu. Kemungkinan besar harga emas akan segera memasuki fase konsolidasi dimana biaya produksi cenderung menjadi penentu yang lebih penting daripada kekuatan permintaan.

Dilaporkan beberapa bank besar seperti Standard Chartered telah menurunkan perkiraan harga emas rata-rata di kuartal kedua menjadi $1.180,00 per troy ounce. Namun seperti biasa, selalu ada hal positif dari penurunan harga emas yaitu meningkatnya permintaan dari Asia meskipun akan tetap dibayangi oleh perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat.

Hari ini harga emas masih berpotensi bergerak ke selatan dengan target di area $1260 – $1250 per troy ounce. Selain keputusan suku bunga RBA, beberapa laporan ekonomi dari Inggris dan Amerika Serikat hari ini berpotensi untuk membuat harga emas berfluktuasi.

Sementara itu data Chicago Purchasing Manager’s Index yang menurun menjadi salah satu faktor menurunnya harga minyak mentah di sesi Senin. Pun demikian penurunan yang terjadi tidak signifikan apalagi harapan akan adanya langkah-langkah lanjutan stimulus ekonomi dari Tiongkok telah membantu harga minyak mentah membukukan peningkatan di akhir penutupan kuartal pertama sebesar 3,2%.

Sejauh ini harga minyak mentah masih cukup stabil di atas zona $100,00 per barrel, salah satu level psikologis. Sama seperti emas, para pelaku perdagangan crude oil juga akan menyoroti data-data penting di pekan ini. Ekonomi dan industri yang membaik di Amerika tentunya akan berkontribusi positif terhadap harga komoditi ini mengingat Amerika Serikat adalah konsumen terbesar. Jadi setiap data yang berkaitan dengan industri, produksi, ketenagakerjaan dan belanja akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan harga minyak mentah.

Perkembangan perundingan antara Amerika Serikat dengan Rusia tentang Crimea juga tak lepas dari perhatian para pelaku pasar. Dikabarkan Rusia mulai mempertimbangkan dampak dari sanksi ekonomi yang diterapkan oleh Barat. Namun, pembicaraan antara Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tampaknya tidak membuat kemajuan, prospek krisis berkepanjangan masih terbentang setelah aneksasi Rusia dari wilayah Crimea.Hal ini juga akan berpengaruh terhadap pasokan minyak mentah khusunya di wilayah Eropa. (Tata Suharta)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*