Data domestik pendorong rupiah sepekan ini

JAKARTA. Rupiah memang menutup pekan dengan pelemahan, namun dalam sepekan terakhir, nilai mata uang Garuda tercatat melesat cukup signifikan. Pendorong utamanya datang dari sajian data ekonomi dalam negeri yang mengkilap.

Di pasar spot, Jumat (6/11) posisi rupiah merosot 0,16% ke level Rp 13.564 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Meski demikian, rupiah sudah melambung 0,87% dalam sepekan terakhir.

Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia rupiah masih mendulang kekuatan 0,38% di level Rp 13.550 per dollar AS serta melesat 0,65% dalam sepekan terakhir.

Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menjelaskan sepanjang pekan ini sajian data ekonomi utama dalam negeri memang memuaskan. Mulai dari terjadinya deflasi Oktober 2015 sebesar 0,08%.

Deflasi ini sudah terjadi dalam dua bulan berturut-turut sehingga cukup kuat menopang rupiah. “Belum lagi PDB kuartal tiga 2015 yang kembali tumbuh,” kata Wahyudi.

Badan Pusat Statistik melaporkan Kamis (5/11) PDB kuartal tiga 2015 Indonesia naik menjadi 4,73% dari sebelumnya di kuartal dua sebesar 4,67% serta kuartal satu yakni 4,72%.

Tidak hanya itu, survei konsumen Oktober 2015 juga menguat dibanding bulan sebelumnya. Laporan Bank Indonesia, indeks keyakinan konsumen (IKK) Oktober 2015 sebesar 9,33 menguat dari sebelumnya 97,5.

Sedangkan dari sisi eksternal, “Data AS cukup mixed dan cenderung negatif sepanjang pekan,” jelas Wahyudi.

Sebut saja Prelim nonfarm productivity kuartal tiga turun dari 3,3% menjadi 1,6%, lalu prelim unit labor cost kuartal tiga yang berada di bawah ekspektasi 2,2% yakni hanya 1,4%. Serta ISM Manufacturing PMI yang turun dari 50,2 ke level 50,1.

Teranyar klaim pengangguran mingguan AS membengkak dari 260 ribu menjadi 276 ribu. Namun memang kekuatan rupiah mulai terkikis mendekati pengujung pekan. “Menyusul testimoni Gubernur The Fed, Janet Yellen yang hawkish,” tambah Wahyudi.

Pada Rabu (4/11) lalu, Yellen menyampaikan pernyataan optimis akan peluang kenaikan suku bunga The Fed pada Desember 2015. Itu menjadi dorongan bagi USD. Sehingga mempersempit penguatan rupiah di hadapan USD.

“Imbas terbesarnya penantian payroll AS Jumat (6/11) malam mengakibatkan rupiah koreksi di penutupan pekan,” tutup Wahyudi.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*