Data Amerika Positif, Dolar Diburu

TEMPO.CO, Jakarta – Penguatan dolar terhadap mata uang utama dunia membuat rupiah kembali tertekan.

Di transaksi perdagangan hingga pukul 13.30 WIB, rupiah terkoreksi 27 poin (0,21 persen) ke level 12.860 per dolar Amerika Serikat.

Penguatan dolar dipicu oleh rilis data jobless claim di Amerika Serikat yang lebih rendah dari perkirakan. Jumlah pengangguran yang meminta bantuan sosial bulan Februari turun 21 ribu orang menjadi 283 ribu orang. Hal ini mengindikasikan pasar tenaga kerja mulai pulih.

“Meskipun dolar berpotensi melemah menjelang pertemuan final bank sentral Amerika (The Fed), pelaku pasar masih melihat dolar sebagai instrumen investasi paling utama,” demikian Osao Iizuka, pengamat valuta asing dari Sumitomo Mitsui Trust Bank.

Menurut dia, pelaku pasar meragukan The Fed akan menunda kebijakan kenaikan suku bunga dalam waktu yang lama. Kenaikan suku bunga AS cepat atau lambat tetap akan dilakukan karena ekonomi pulih. Di sisi lain, penguatan dolar juga dipicu oleh pelemahan mata uang euro menjelang pertemuan lanjutan program dana talangan Yunani.

Kepala Riset dan Ekonom PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, memperkirakan rupiah berpeluang melemah di akhir pekan. “Rupiah akan berada di kisaran 12.850-12.880 per dolar AS.”

REUTERS | M. AZHAR


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*