Darmin Nasution Sebut Rupiah Tak Boleh Terlalu Kuat, Ini Alasannya

Jakarta -Nilai tukar rupiah berada dalam tren penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sekarang, posisi dolar AS sudah sampai pada level di bawah Rp 13.000/US$, bahkan pagi ini sempat menyentuh Rp 12.990/US$ .

Menko Perekonomian Darmin Nasution menilai pergerakan nilai tukar tidak boleh dibiarkan menguat terlalu dalam dan cepat.

“Kita pada dasarnya ingin kalau rupiah itu terlalu lemah juga nggak bagus, kalau terlalu kuat juga nggak bagus,” tegas Darmin di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (7/3/2016)

Alasannya, menurut Darmin, penguatan rupiah akan membuat ekspor semakin melemah. Meskipun sebenarnya dalam 2 tahun terakhir sudah ada penurunan. Di satu sisi impor juga dikhawatirkan bisa mengalir deras, khususnya barang konsumsi

“Karena sebenarnya kurs nggak bersifat menghambat atau mendorong kegiatan perdagangan dia sepertinya netral. Walaupun ada yang menganggap harusnya mendorong sedikit,” paparnya.

Darmin menyebutkan posisi nilai tukar rupiah yang tepat adalah sesuai dengan fundamentalnya. Ini diukur sesuai dengan keseimbangan ekonomi yang terjadi sekarang. Dengan posisi Rp 12.990/US$, Darmin menganggap masih berada di bawah fundamentalnya.

“Ada beberapa pandangan ada yang bilang Rp 12.700 ada Rp 12.500, tapi ada yang bilang kurang dari itu. Tergantung keseimbangannya dulu dianggap tahun berapa.  Kita masih ada ruang sebenarnya tapi mungkin sebaiknya nggak terlalu banyak masalah ruang,” ujar Darmin.

(mkl/hns)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*