Dapat Lagi Pinjaman 500 miliar, Saham GIAA Masih Konsolidasi

Sebelum memperoleh kredit dari Indonesia Eximbank senilai Rp500 miliar, sebelumnya PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) sudah terlebih dahulu memperoleh pinjaman senilai total US$300 juta untuk ekspansi maskapai penerbangan pelat merah itu. Hal ini diungkap dari bagian peristiwa setelah periode pelaporan dalam laporan keuangan kuartal I/2014 yang dirilis perseroan pekan lalu.

Garuda menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan PT Bank Internasional Indonesia senilai US$100 juta pada 21 Maret 2014, dengan tingkat suku bunga LIBOR 3 bulan + 4% dengan jangka waktu 36 bulan.

Perseroan telah menggunakan dan mencairkan fasilitas tersebut pada 15 April 2014. Pembatasan-pembatasan penting dalam fasilitas pinjaman ini adalah group debt ratio tidak lebih 7x, group cash percentage tidak boleh kurang dari 5%, dan group coverage ratio tidak boleh kurang 1x.

Selain itu, Garuda menandatangani perjanjian ketentuan umum (common terms agreement) dan perjanjian fasilitas (facility agreement) dengan total komitmen US$200 juta pada 15 April 2014, yang diperuntukkan memenuhi kebutuhan umum.

Tingkat suku bunga fasilitas tersebut sebesar LIBOR 3 bulan (USD) + 3,35%, yang jatuh tempo 36 bulan. Common terms dibuat antara Garuda sebagai debitur dengan Standard Chartered Bank Singapore Branch dan Emirates NBD Capital sebagai joint arranger dan bookrunner, Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited sebagai intercreditor dan facility agent, serta Standard Chartered Bank sebagai security agent.

Pada 22 April 2014, perseroan telah mencairkan fasilitas tersebut sebesar US$152,4 juta sehingga plafon pinjaman masih tersisa sebesar US$47,6 juta. Pembatasan-pembatasan penting dalam fasilitas pinjaman ini adalah group debt ratio tidak lebih 6x, group cash percentage tidak boleh kurang dari 5%, dan group coverage ratio tidak boleh kurang 1,3x.

Namun, belum diketahui tujuan penggunaan pinjaman tersebut, apakah untuk refinancing utang atau pengembangan bisnis perseroan tahun ini. Di dalam laporan keuangan juga dijelaskan, perseroan melakukan percepatan pelunasan atas pinjaman sindikasi II dan sindikasi III pada 22 April 2014.

Dalam keterangan resmi, manajemen GIAA menyatakan bahwa langkah itu dilakukan sebagai bagian dari optimalisasi arus kas perseroan sesuai dengan target-target sesuai dengan kebijakan internal perseroan dalam melakukan pengelolaan arus kas.

Jumlah yang dilunasi mencapai US$444,56 juta dengan rincian pinjaman sindikasi II sebesar US$90 juta dan pinjaman sindikasi III sebesar US$34,5 juta dan US$320,06 juta. Sebelumnya, Garuda juga memperoleh fasilitas pembiayaan kredit modal kerja term-loan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) senilai Rp500 miliar.

Dalam prospektus yang dirilis perseroan pekan lalu, fasilitas tersebut memiliki bunga 9,5% per annum dengan jangka waktu 36 bulan atau 3 tahun dengan periode ketersediaan (availability period) selama 6 bulan sejak ditandatanganinya perjanjian kredit.

Secara fundamental, dapat dilihat bahwa memang kinerja keuangan Maskapai milik negara ini pada tahun 2013 cukup keok dan ditambah lagi dengan timbunan utang yang muncul dari anak usahanya Citilink. Hal ini juga yang membuat saham maskapai pelat merah ini belum dapat melejit karena keterbatasan kinerja keuangan perseroan yang dipandang belum optimal.

Pada perdagangan saham hari ini (5/5) terlihat bahwa saham GIAA dibuka menguat naik 2 poin menjadi 460 basis poin. Penguatan ini tidaklah signifikan. Transaksi saham GIAA hingga saat ini terpantau hanya berhasil di kisaran 5000 lot saham.

Secara teknikal, indikator MA 5 masih terlihat tidak bergerak signifikan. ADX menunjukkan bahwa garis -DI masih bertahan dengan pola melebar diatas garis +DI. RSI berusaha rebound menyentuh posisi 50%. Resistence level berada pada 483,2 dan support level berada pada 447 poin.

 

 

Stephanie Rebecca/Analyst Equity Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens
pic:wikipedia


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*