Citilink Dijadikan Penyebab Menurunnya Kinerja Garuda Tahun Lalu, GIAA Flat Lagi

Citilink Dijadikan Penyebab Menurunnya Kinerja Garuda Tahun Lalu, GIAA Flat Lagi

Setelah laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) rampung, dapat dilihat bahwa maskapai terbesar di Indonesia tersebut mengalami penurunan laba bersih untuk tahun fiskal 2013. GIAA mencatat laba bersih sebesar AS$11,04 juta atau AS$0,00049 per saham pada tahun 2013. Laba bersih tahun 2013 tersebut menunjukkan anjiloknya kinerja perseroan bila dibandingkan dengan laba bersih pada tahun 2012 sebesar AS$110,60 juta atau AS$0,00488 per saham.

Hal ini disebabkan Beban Usaha dan Lainnya GIAA hanya mengalami kenaikan 12,76% atau AS$3,29 miliar tahun 2011 menjadi AS$3,71 miliar pada tahun 2012. Pendapatan Usaha GIAA mengalami kenaikan 7,2% atau AS$3,47 miliar tahun 2012 menjadi AS$3,72 miliar pada tahun 2013. Memang jjika dilihat pada laporan keuangan GIAA, memang maskapai “pelat merah” tersebut terlihat tengah mengalami kemerosotan yang cukup signifikan pada kinerja keuangannya hampir disetiap pos pada laporan keuangannya.

Dari segi tingkat pengembaliannya pun angka ROA dan ROE GIAA untuk tahun fiskal 2013 cukup kecil berada diposisi 0,37% (turun 91,57% dari 4,39% di tahun 2012) dan 0,99% (turun 90% dari 9,92% di tahun 2012). Tingkat pengembalian yang sangat kecil tersebut (<1) kurang baik bagi perusahaan karena hal tersebut menunjukkan bahwa GIAA belum dapat mengoptimallkan asset dan modal yang mereka miliki dalam menghasilkan laba usaha perusahaan.

Namun nilai DER yang tidak terlalu tinggi yaitu 1,6%, bisa menjadi pertimbangan bagi investor. Artinya meskipun dalam kondisi tingkat pengembalian yang kecil, GIAA tidak memiliki nilai hutang yang terlalu dominan terhadap modalnya. Meski demikian, Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar mengatakan bahwa sebenarnya kinerja GIAA sudah bagus selama satu tahun ini, dan terus men-generate keuntungan, yang membuat laporan keuangan GIAA menjadi kurang cantik pada tahun fiskal 2013 dikarenakan anak usahanya PT Citilink Indonesia (Citilink) mengalami kerugian sehingga ketika laporan keuangan 2 entitas tersebut dikonsolidasi, GIAA terlihat jatuh pada posisi merugi.

Kabar lain yang datang dari Citilink adalah perusahaan tersebut akan melepas maksimal 49% sahamnya kepada investor-investor strategis, namun GIAA tetap menjadi pemegang saham terbesarnya dengan minimal kepemilikan saham 51%. Aksi korporasi itu dilakukan dalam rangka IPO saham Citilink pada 2015. Pelepasan saham itu akan direalisasikan pada semester I-2014. Selain itu, GIAA akan meningkatkan kepemilikan sahamnya pada Gapura Angkasa dari 35% menjadi 51%. Nilai akuisisi tersebut sebesar USD25 juta.

Dalam beberapa tahun ke depan Citilink akan menambah rute penerbangan mereka. Tahun 2014 mereka akan membuka 9 rute penerbangan baru, sehingga total rute penerbangan yang akan dilayani Citilink tahun ini adalah 37 penerbangan. Dan tentu saja dengan tetap mempertahankan prinsip Low Cost Carrier (LCC) agar dapat bersaing dengan maskapai lainnya yang memiliki prinsip serupa, seperti Air Asia misalnya. Adapun rencana IPO tersebut dilakukan dalam rangka mengembangkan bisnis usaha GIAA, agar menjadi entitas penerbangan yang terkuat di Indonesia.

Terhadap kinerja Garuda ini tampaknya tidak mendapat respon khusus dari investor sehingga untuk pergerakan harga saham hingga perdagangan siang ini GIAA menunjukkan penguatan tipis setelah selama 3 hari sebelumnya harga saham dalam pergerakan yang flat. Namun pagi ini saham dibuka dengan harga Rp.482 yang menguat dari penutupan perdagangan hari sebelumnya di Rp.481. Dan menurut analis Vibiz Research, secara teknila saham ini sedang bergerak konsolidasi dengan kecendrungan melemah kembali, dimana GIAA bergerak flat di area jenuh jualnya.

 

(sr/JA/vbn)

pic:citilink


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*