China Masuki Pasar Manufaktur Pesawat Komersial

China Masuki Pasar Manufaktur Pesawat Komersial

China telah membuktikan bahwa mereka akan menjadi pemain utama dalam panggung bisnis dunia. Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan China yang menjadi pemain global dominan di berbagai sektor.

Sekarang, mereka sedang menghadapi ujian terberatnya. Karena China telah menetapkan untuk ikut dalam pasar manufaktur pesawat komersial yang memiliki lebih banyak rintangan dan batu sandungan. Karena hambatan untuk masuk di bidang manufaktur pesawat komersial sangat tinggi, dan tidak hanya berbicara mengenai teknologi saja.

Perusahaan milik China, Commercial Aircraft Corporation of China (Comac) sudah ditunjuk untuk membuat China meningkatkan pasar ini. Dimulai pada tahun 2008, perusahaan ini sudah mengembangkan pesawat C919 yang dapat menampung hingga 168 penumpang.

Perusahaan ini menargetkan segmen pasar pesawat berkapasitas 100 sampai 200 kursi single-aisle. Pasar ini diperkirakan akan bernilai USD 20 triliun selama 20 tahun ke depan. Sebagian besar dari pertumbuhan ini diharapkan datang dari Asia, dan Comac akan berusaha menarik pelanggan dengan hadir di Singapore Airshow.

Namun, Comac harus melawan persaingan yang ketat. Sebab sektor ini sudah didominasi oleh Airbus A320 dan Boeing 737, yang masing-masing telah menerima lebih dari 10.000 pesanan.

Perusahaan lain juga mengincar sektor ini. Selain Comac, Bombardier juga dipandang banyak kalangan bisa menjadi pesaing potensial yang paling serius untuk Airbus dan Boeing dalam segmen pesawat berkursi 100 ke atas.

Pesawat adalah mesin yang sangat kompleks, ada ribuan bagian harus dipasang dan terintegrasi bersama-sama agar dapat berfungsi dengan baik, dan setiap kesalahan dapat membuat masalah serius. Banyak yang berpendapat  reputasi China yang akrab masalah keamanan mungkin akan menjadi batu sandungan mereka ketika masuk ke pasar pesawat komersial.

Pesawat membutuhkan banyak komponen kunci, termasuk mesin yang dipasok oleh perusahaan asing. Khusus untuk Comac, saat ini mereka telah menyetujui kerjasama teknis dengan Bombardier. Setidaknya hal itu akan membantu meredakan beberapa kekhawatiran atas kontrol kualitas dari China.

Pengalaman Comac dalam melakukan proses manufaktur masih akan memberikan kekhawatiran tersendiri dan jika dibandingkan, Boeing dan Airbus yang sudah berpengalaman selama puluhan tahun saja masih menghadapi masalah dengan model-model pesawat baru.

Seperti Boeing 787 Dreamliner, yang memiliki masalah karena sering mengalami kebakaran baterai, sementara Airbus A380 sering mengalami retak seukuran rambut di beberapa komponen yang digunakan untuk menghubungkan sayap ke badan pesawat.

Satu hal yang akan mendukung Comac adalah belum terlalu bergantung pada pasar global. Sebab China adalah salah satu pasar penerbangan dengan pertumbuhan tercepat di dunia dan cenderung melihat permintaan yang besar untuk pesawat single-aisle selama dua dekade terakhir. Comac saat ini telah mendapat 400 pesanan untuk pesawat C919. Pesanan yang datang sebagian besar berasal dari China, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat lebih tinggi.

(ra/JA/vbn)

Pic: wikipedia


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*