China Lesu, Dana US$ 1 Triliun Kabur dari Bursa Saham AS

Jakarta -Bencana bagi Wall Street. Di awal 2016 sedikitnya US$ 1 triliun lenyap dari pasar saham Amerika Serikat (AS) tersebut. Kerugian itu disebabkan oleh kekhawatiran yang mendalam dari para investor atas perlambatan ekonomi China dan merosotnya harga minyak dunia.

Ini merupakan suatu pukulan bagi indeks Dow Jones dan S&P yang tercatat merosot akhir pekan lalu. Valuasi pasar saham Dow Jones merosot hingga US$ 1,4 triliun sejak akhir 2015.
 
Angka tersebut merupakan sumbangan dari merosotnya saham raksasa teknologi seperti Google (GOOGL, Tech30) sebesar US$ 508 miliar, Facebook (FB, Tech30) sebesar US$ 281 miliar, Intel (INTC, Tech30) sebesar US$ 154, Netflix (NFLX, Tech30) sebesar US$ 50 miliar, dan Yahoo (YHOO, Tech30) sebesar US$ 29 miliar.

Pada penutupan perdagangan Senin (11/1/2016), kapitalisasi bursa saham AS merosot hingga US$ 310 miliar. Angka itu setara dengan kapitalisasi pasar ExxonMobil (XOM) sebesar US$ 309,5 miliar.

Indeks Nasdaq juga anjlok sekitar 7% pada Senin kemarin. Ini merupakan penurunan tertinggi sejak 2008.

Namun, ada sedikit kabar baik yaitu pasar saham AS dinilai lebih stabil minggu ini dampak dari bursa saham China yang mulai naik lagi.

“Masih ada risiko di pasar, bursa saham bisa kembali bearish,” ujar Equity Strategis Bank of America Merrill Lynch AS Savita Subramanian dalam sebuah laporannya kepada klien, seperti dilansir CNN.com, Rabu (13/1/2016).

Namun, Subramanian belum bisa memastikan sampai kapan pasar saham AS kembali membaik. Salah satu yang akan menjadi katalis positif adalah penyampaian laporan keuangan para emiten di kuartal IV-2015 yang akan banyak dirilis minggu ini.

Di sisi lain, merosotnya harga minyak dunia telah menghempas beberapa perusahaan di AS.

Delapan dari 9 perusahaan besar mengalami tekanan akibat terus menurunnya harga minyak dunia ini. Yang paling parah dialami Freeport-McMoRan (FCX) dan Williams Companies (WMB), keuntungan perusahaan tersebut masing-masing anjlok 44% dan 34%, sejak awal tahun ini.

Bukan hanya harga minyak dunia yang merosot, indeks S&P 500 juga anjlok hingga lebih dari 10%.

Meski demikian, tidak semua saham-saham di bursa saham AS rontok. Ada beberapa saham yang masih mencatat keuntungan. Salah satunya adalah Wal-Mart (WMT). Selain itu, saham Macy’s (M) melonjak 9% tahun ini.

Beberapa analis memperkirakan, awal 2016 merupakan salah satu kejatuhan pasar yang berlebihan. Meski demikian, pasar AS akan kembali tumbuh.

“Aksi jual minggu lalu mencerminkan ketakutan yang berlebihan dari para investor. Dalam jangka panjang fundamental masih bagus,” ujar Chief Global Strategist JPMorgan Funds David Kelly.

(drk/hns)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*