Langkah China ini menekan saham-saham perusahaan AS yang memiliki keterkaitan bisnis besar ke negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu. Selain itu, ada kekhawatiran soal memburuknya perekonomian dunia.
Saham Apple anjlok 5,2% ke US$ 113,54 per lembar, yang merupakan penurunan harian terbesar sejak Januari 2014. Ini membuat saham Apple menjadi top loser.
Tak hanya Apple, saham Caterpillar juga turun 2,6% menjadi US$ 78,04. Saham Yum Brans turun 4,9% ke US$ 83,54. Lalu saham General Motors turun 3,5% menjadi US$ 30,83.
Pada perdagangan Selasa semalam, indeks Dow Jones turun 212,33 poin (1,21%) ke 17.402,84. Indeks S&P 500 turun 20,11 poin (0,96%) ke 2.084,07. Indeks Nasdaq turun 65,01 poin (1,27%) ke 5.036,79.
“Devaluasi ini membuat banyak yang melemah, sekarang arah perdagangan terbatas. Saham-saham yang mendorong pasar sekarang perlahan turun. Saya melihat investor mencari aman,” kata Analis, Eri Kuby, dilansir dari Reuters, Rabu (12/8/2015).
Ada sekitar 7,1 miliar lembar saham yang ditransaksikan. Di bawah rata-rata harian sebanyak 6,9 miliar lembar saham.
(dnl/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
—
Distribusi: finance.detik
Speak Your Mind