China Batasi Pelemahan IHSG, Ini Saran 7 Saham

INILAHCOM, Jakarta – Sentimen dari rilis data ekonomi China diprediksi membatasi pelemahan IHSG awal pekan ini dengan support di 4.340 dan resisten 4.440. Inilah rekomendasi untuk tujuh saham.

David Sutyanto, analis riset First Asia Capital memperkirakan,menyusul meningkatnya risiko pasar global terutama dipicu anjloknya harga komoditas energi, tekanan jualakan kembali mendominasi perdagangan awal pekan ini. “Namun diperkirakan tekanan jual bersifat terbatas menyusul sentimen positif dari data ekonomi China yang keluar akhir pekan lalu,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Senin (14/12/2015).

Produksi industriChina November lalu berhasil tumbuh 6,2% secara tahunan. Angka ini berada di atas estimasi 5,7% dan bulan sebelumnya 5,6%. Sedangkan penjualan ritel China November lalu tumbuh sesuai perkiraan yakni 11,2% secara tahunan.

Kondisi itu, menurut David, mengindikasikan perekonomian China berkembang moderat. “IHSG pada awal pekan ini diperkirakan akan bergerak di kisaran 4.340 hingga 4.440 cenderung terkoreksi,” tuturnya.

Secaara teknikal, support pertama IHSG berada di angka 4.370 dan support kedua di posisi 4.340. Di sisi lain, resisten pertama di angka 4.440 dan resisten kedua di level 4.475.

Akhir pekan lalu, tekanan jual kembali mendominasi perdagangan menyusul meningkatnya risiko capital outflow. “Pelemahan pasar terimbas sentimen negatif pasar Asia, anjloknya harga minyak mentah, dan rencana kenaikan tingkat bunga Fed Fund Rates Desember ini,” ujarnya.

Pasar saham Asia akhir pekan kemarin didominasi tekanan jual di tengah penantian data penjualan ritel dan produksi industri China yang bisa memperburuk outlook perlambatan pertumbuhan ekonomi China dan pelemahan Yuan.

Indeks The MSCI Asia Pacific akhir pekan lalu turun 0,3%. Sedangkan IHSG tutup di 4.393,522 terkoreksi 72,688 poin (1,63%). “Ini merupakan posisi penutupan terendah IHSG sejak perdagangan 6 Oktober 2015,” ujarnya.

Tekanan jual terutama dipicu pemodal asing yang mencatatkan penjualan bersih hingga Rp334,13 miliar di tengah tipisnya nilai transaksi di Pasar Reguler yang hanya mencapai Rp3,12 triliun. Selama sepekan IHSG anjlok 2,55% melanjutkan koreksi pekan sebelumnya 1,14%.

Seiring dengan koreksi pasar saham, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pekan lalu melemah 0,75% di Rp13.937. Sementara bursa global akhir pekan kemarin kembali tertekan.

Indeks Eurostoxx di kawasan Euro terkoreksi 2,04% di 3203,21. Indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 1,76% dan 1,94% tutup di 17265,21 dan 2012,37. Sedangkan harga minyak mentah anjlok 3,84% di US$35,35per barel.

Pelaku pasar cenderung menghindari aset beresiko menyusul meningkatnya kekhawatiran anjloknya harga minyak mentah dunia dan antisipasi atas rencana kenaikan bunga menjelang pertemuan The Fed pekan ini. “Harga minyak mentah dunia sepekan terakhir anjlok 11,93%,” imbuhnya.

Di atas semua itu, dia menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*