China Ancam Perang ke Filipina, Ini Alasannya

INILAHCOM, Manila – Laut China Selatan memunculkan ketegangan baru. Kawasan yang diduga banyak mengandung minyak bumi ini menejadi rebutan banyak negara.

Ketegangan terbaru muncul setelah Presiden Filipina, Rodrigo Duterte membuat pengakuan pada Jumat (19/5/2017). Isinya  tentang Presiden China yang telah memperingatkannya bahwa akan ada perang jika MAnila mencoba menerapkan sebuah keputusan arbitrase dan mengebor minyak di bagian yang dipersengketakan di Laut Cina Selatan.

Dalam sambutan Duterte yang menyulut kemarahan china, Duterte membalas kritikus domestik yang mengatakan bahwa ia bersikap lunak terhadap Beijing. Namun dia menolak untuk mendorongnya agar mematuhi sebuah penghargaan tahun lalu oleh Pengadilan Permanen Arbitrase di Den Haag yang memustuskan untuk mendukung Filipina.

Duterte mengatakan ia telah mendiskusikannya dengan Xi saat keduanya bertemu di Beijing pada Senin (15/5/2017) dan mendapatkan teguran yang tegas namun ramah.

“Kami bermaksud mengebor minyak di sana, jika itu milik anda ya itu terserah anda, namun pandangan saya adalah saya bisa mengebor minyak jika minyak tersebut adalah milik kita,” kata Duterte dalam sebuh pidatonya.

“Tanggapannya adalah begini, ‘kita berteman, kami juga tidak ingin ada pertengakaran dengan anda, dan kami ingin mempertahankan hubungan yang hangat ini, tapi jika anda memaksa kami akan berperang’.”

Duterte telah lama mengungkapkan kekagumannya kepada Xi dan mengatakan ia akan segera membuat respon terhadap keputusan arbitrase tersebut. Namun diperlukan terlebih dahulu untuk memperkuat hubungan antara kedua negara yang diharapkan Filipina akan mengahsilkan miliar dolar pinjaman dan investasi infrastruktur di china.

Pengahrgaan Den Haag tersebut memperjelas hal kedaulatan Filipina di Kawasan Ekonomi Ekslusif 200 mil untuk mengakses ladang minyak dan gas lepas pantai, termasuk Reed Bank, 85 mil dari lepas pantai.

Ini juga membuat klaim mengenai sembilan baris di China yang tidak sah pada peta yang menunjukkan kedaulatan atas sebagian besar Laut Cina Selatan.

Duterte memiliki reputasi dalam masa pencalonannya, ucapannya dan jabatannya biasanya merupakan pelemahan atas namanya dan menyalahkan media karena mendistorsi komentar palinig kontroversialnya.

Duterte mengingat cerita yang sama tentang diskusi dengan Xi tentanf eksplorasi minyak di sebuah acara televisi yang direkam beberapa saat setelah pidato tersebut.

Ia mengatakan bahwa Xi mengatakan “jangan disentuh” kepadanya. Ia juga mengatakan bahwa Xi telah berjanji bahwa keputusan arbitrase akan dibahas di waktu yang akan datang, tidak sekarang.

Duterte mengatakan China tidak ingin membawa keputusan arbitrase pada negara-negara penuntut lainnya, seperti Vietnam, yang kemungkinan juga akan mengajukan kasus-kasus yang menentangnya di pengadilan arbitrase.

Ini bukan pertama kalinya pemimpin Filipina tersebut secara terbuka membahas isi pertemuan pribadinya dengan para pemimpin dunia.

Pernyataannya ini keluar di hari yang sama saat China dan Filipina mengadakan sesi pertama dalam proses konsultasi dua arah di Laut Cina Selatan. “Mereka bertukar pandangan mengenai pentingnya penanganan masalah, insiden dan perselisihan yang tepat yang melibatkan Laut Cina Selatan,” kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan. [hid]
    


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*