Chatib Basri Yakin Pelemahan Rupiah Karena Prospek Penaikan Suku Bunga AS


shadow

Financeroll – Menteri Keuangan M. Chatib Basri meyakini pelemahan rupiah akhir pekan lalu bukan dipicu oleh sentimen politik di dalam negeri menyusul pengesahan RUU Pilkada yang menggambarkan solidnya kekuatan oposisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di DPR.

Menkeu mengatakan depresiasi rupiah hingga kembali menembus Rp12.000 per dolar Amerika Serikat, lebih karena prospek penaikan suku bunga di AS yang lebih cepat dari perkiraan menjadi awal tahun depan.

Amerika Serikat baru mengeluarkan revisi pertumbuhan ekonomi menjadi 4,6%. Buat negara sebesar Amerika, itu luar biasa, sehingga mereka memutuskan untuk menaikkan interest rate lebih cepat.

Imbas ke pasar keuangan Indonesia paling dalam di antara negara-negara berkembang karena Indonesia menikmati arus portofolio relatif lebih besar. Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat capital inflow hingga Agustus 2014 mencapai US$14,4 miliar.

“Kalau airnya penuh, goyang, pasti tumpahnya lebih banyak daripada yang airnya sedikit. Jadi, kalau dia (capital inflow) masuknya banyak, ada shock, keluarnya akan lebih banyak,” ujar Chatib.

Untuk mengantisipasi risiko pembalikan modal (capital reversal) menjelang kenaikan Fed funds rate tahun depan, pemerintah merencanakan defisit anggaran yang lebih sempit pada 2015.

Langkah itu akan diikuti dengan pengurangan ketergantungan pada dana asing untuk membiayai defisit fiskal.

Dalam rapat kerja antara pemerintah dengan Badan Anggaran DPR, defisit disepakati Rp245,9 triliun atau 2,21% terhadap PDB. Defisit ini menciut dari usulan pemerintah senilai Rp257,6 triliun atau 2,32% terhadap PDB.

Meskipun demikian, angka itu lebih besar dari defisit APBN Perubahan 2014 senilai Rp241,5 triliun atau 2,4% terhadap PDB.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*