Charoen Pokphand Jajaki Pinjaman US$ 355 Juta

Jakarta – PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) tengah menjajaki pinjaman senilai US$ 355 juta dari sindikasi bank. Perseroan mengajukan pinjaman dalam dua mata uang, yaitu dolar Amerika Serikat dan rupiah.

Beberapa bank yang terlibat dalam transaksi tersebut di antaranya adalah Australia and New Zealand Bank, Bank Central Asia, Bank Mandiri, CIMB Niaga, Citi dan DBS ebagai mandated lead arrangers dan bookrunners. Pinjaman tersebut bertenor lima tahun terbagi atas dua mata uang dengan masing-masing pinjaman sebesar Rp 3 triliun (US$ 205,2 juta) dan US$ 150 juta.

“Sindikasi bank memiliki waktu hingga 30 Oktober untuk memastikan komitmennya,” jelas seorang bankir seperti dilansir Global Capital, Rabu (7/10).

Sementara itu kreditor menjadwalkan penandatanganan pinjaman tersebut pada November tahun ini.

Dia melanjutkan, marjin untuk bunga pinjaman sebesar 150 basis poin (bps) dari Libor untuk pinjaman dolar AS dan 250 bps Libor untuk pinjaman rupiah.

Dalam rencana pinjaman tersebut terdapat commitment fee sebesar 50 bps. Akan tetapi keputusan commitment fee akan diumumkan kemudian karena terdapat pendapat yang berbeda.

Sebelumnya Charoen Pokphand berhasil mendapatkan pinjaman sebear US$ 350 juta pada Oktober tahun lalu. Pinjaman tersebut berjangka waktu selama lima tahun dan terbagi atas dua mata uang, rupiah dan dolar AS.

Tahun ini, Charoen Pokphand tengah melakukan ekspansi ke bisnis minuman senilai Rp 400 miliar. Sesuai rencana, perseroan akan membangun pabrik teh kemasan di kawasan industri Cikande.

Direktur Charoen Ferdiansyah Gunawan mengungkapkan, pabrik teh kemasan sedang berada dalam tahap konstruksi. Pihaknya berharap, pembangunan dapat tuntas tahun depan.

“Pabrik ini memiliki luas sekitar 5 – 6 hektare (ha) dan kapasitas sekitar 40 ribu botol minuman per jam,” ungkap Ferdiansyah.

Dia menjelaskan, produk minuman baru tersebut diberi nama Fiesta White Tea. Menurut dia, bisnis teh kemasan masih memiliki potensi besar karena produk yang tersedia di pasar sangat sedikit.

Saat ini, minuman Fiesta White Tea masih diproduksi secara toll manufacturing dengan sebuah perusahaan Jepang.

Dalam kerja sama tersebut, Charoen membeli Fiesta White Tea sesuai jumlah produksi yang telah ditentukan. Selanjutnya, Charoen Pokphand akan mulai memasarkan produk di toko terdekat.

“Kami berharap dalam satu bulan mendatang produk ini sudah tersedia di pasar. Untuk tahap awal kami membidik Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” tutur Frediansyah.

Lebih jauh, dia menambahkan, Fiesta White Tea akan menjadi produk pertama di segmen minuman. Di masa depan, perseroan akan melakukan diversifikasi ke jenis produk lainnya.

Menurut dia, hal ini sejalan dengan strategi ekspansi Charoen di sektor barang konsumsi. Tidak hanya di segmen minuman, Charoen juga akan memperluas portofolio makanannya.

Selama ini, produk makanan jadi Charoen dikenal dengan empat merek yakni Golden Fiesta, Fiesta, Champ, dan Okey. Produk makanan tersebut diproduksi di sejumlah pabrik di Cikande, Salatiga, Medan, Sidoarjo, dan Mojokerto.

Hingga semester I – 2015, Charoen Pokphand membukukan laba bersih senilai Rp 959,3 miliar, jumlah tersebut turun 23,2 persen dari realisasi periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,25 triliun. Penurunan laba bersih perseroan disebabkan oleh rugi kurs yang cukup besar, sebesar Rp 364,9 miliar.

Sementara itu pendapatan perseroan semester I tahun ini tercatat sebesar Rp 15,2 triliun, naik 5,6 persen dari pendapatan periode sama 2014 sebesar Rp 14,4 triliun.

Investor Daily

Muhammad Rausyan Fikry/WBP

Investor Daily


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*