Capital Inflow Masih Mengalir, Pasar Domestik Bergerak Variatif

Capital Inflow Masih Mengalir, Pasar Domestik Bergerak Variatif

Capital Inflow Masih Mengalir, Pasar Domestik Bergerak VariatifFinanceroll – Pada perdagangan Senin (24/2) laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta  ditutup menguat 95 poin (0,80%) ke posisi  Rp 11.640-11.660 dari kemarin Rp 11.735-11.750.   Sementara pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 22 poin gara-gara aksi ambil untung yang dilakukan investor lokal. Dana asing masih mengalir masuk lantai bursa sebanyak setengah triliun rupiah.  Sokongan Aksi beli masih dikuasai investor asing yang sejak dua pekan terakhir ini terus-terusan berburu saham. Indeks sempat menanjak ke level tertingginya 4.665,267 sebelum akhirnya kena koreksi.

Penguatan tajam pada rupiah salah satunya dipicu oleh aksi jual dolar AS di pasar offshore atau Non-Delivered Forward (NDF).   Minat investor pada obligasi dalam negeri juga terus berlanjut sehingga menambah capital inflow dan menopang penguatan rupiah. Dari sisi pasar NDF memang tampak terjadinya capital inflow.  Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya Rp 11.625 dari posisi terlemahnya Rp 11.760 dan pembukaan di angka Rp 11.720 per dolar AS.

Menguatnya kurs rupiah seiring pembelian obligasi oleh bank-bank lokal yang mewakili para eksportir dan para pedagang.  Apalagi, terdapat spekulasi penguatan rupiah akan berlanjut hingga Rp 11.500 per dolar AS seiring dengan adanya capital inflow.  Dari sisi eksternal, awal pekan ini minim data ekonomi yang dirilis. Akan tetapi, sepanjang pekan ini para pelaku pasar akan menantikan data ekonomi dari AS seperti laju Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal IV-2013.  Data makro itu mungkin dapat menyediakan petunjuk tambahan terhadap bagaimana laju tapering stimulus moneter The Fed.

Selain itu, pasar juga masih menunggu data-data yang lain seperti indeks PMI sektor jasa yang angkanya diprediksi masih mendatar di level 56,9 dari sebelumnya 56,7.  Akhirnya,  dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro.   Indeks dolar AS melemah ke 80,19 dari sebelumnya 80,26.  Terhadap euro, dolar AS ditutup melemah ke level USD 1,3748 dari sebelumnya USD 1,3737 per euro.

Dari bursa saham, menutup perdagangan sesi I, IHSG menipis 9,726 poin (0,21%) ke level 4.636,427 kena profit taking sehingga melemah 9 poin. Indeks sudah naik tinggi sejak pagi tadi dan menjadi sasaran empuk investor untuk ambil untung.  Pagi tadi aksi beli di saham-saham unggulan mendorong indeks bergerak di zona positif. Sayangnya, aksi ambil untung mulai muncul di saham-saham yang sudah naik tinggi tersebut.

Pada akhir perdagangan awal pekan, Senin (24/2), IHSG melemah 22,579 poin (0,49%) ke level 4.623,574. Sementara Indeks LQ45 berkurang 5,198 poin (0,66%) ke level 779,698. Aksi ambil untung didominasi investor domestik. Investor asing sampai sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih senilai Rp 500 miliar di seluruh pasar.

Masifnya aksi jual terjadi menjelang penutupan perdagangan. Hanya dua sektor yang bertahan positif, yaitu agrikultur dan konsumer, sisanya jatuh ke zona merah.  Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 220.994 kali pada volume 3,797 miliar lembar saham senilai Rp 4,618 triliun. Sebanyak 116 saham naik, 171 saham turun, dan 88 saham stagnan.  {geng]

facebookgoogle_plusredditpinterestlinkedinmail


Sumber: http://financeroll.co.id/feed/

Speak Your Mind

*

*