Bursa Tokyo 8 Mei Berakhir Melonjak 2,3 Persen, Tertinggi 17 Bulan

Bursa Tokyo berakhir melonjak pada hari Senin (08/05), ditutup melonjak 2,31 persen atau 450 poin menjadi ditutup pada 19.895,7. Indeks Nikkei mencapai level tertinggi sejak Desember 2015 dengan yen tetap lemah setelah Emmanuel Macron terpilih sebagai presiden Prancis, karena visi integrasi Eropa yang ramah bisnis membantu meningkatkan kepercayaan investor.

Kemenangan Macron yang gemilang atas seorang nasionalis, yang mengancam untuk membawa Prancis keluar dari Uni Eropa, membawa bantuan kepada investor yang telah khawatir akan terjadinya pergolakan populis setelah Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa tahun lalu.

Pedagang mengatakan investor asing jangka panjang seperti dana pensiun dan reksa dana telah mengejar pasar lebih tinggi bulan lalu dengan membeli saham Jepang dengan pendapatan yang kuat. Namun pada hari Senin, investor asing jangka pendek seperti manajer hedge fund yang terlihat menjual saham Jepang pada risiko geopolitik pada akhir Maret hingga awal April terlihat menutupi posisi short mereka.

Semua 33 subsektor Topix berada di wilayah positif, dan omsetnya adalah 3,4 triliun yen, terbesar sejak awal Desember.

Di sisi lain, saham baja berkinerja buruk setelah pejabat perdagangan A.S. pada hari Jumat mengatakan tuduhan anti-dumping dan subsidi mereka menemukan pelat baja dari delapan negara lain merugikan produsen Amerika, mengunci bea masuk selama lima tahun.

Saham JFE Holdings dan Nippon Steel dan Sumitomo Metal Corp masing-masing turun 0,3 persen.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Jepang selanjutnya akan bergerak kuat jika pelemahan Yen berlanjut. Namun perlu diwaspadai aksi profit taking.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*