Bursa Tokyo 25 Januari Melonjak 1,4 Persen, Saham Takata Melompat 18 Persen

Di akhir perdagangan bursa saham Jepang Rabu (25/01), indeks Nikkei melonjak 1,43 persen atau 269,5 poin menjadi ditutup pada 19,057.5. Penguatan Indeks Nikkei terdorong peningkatan ekspor Jepang.

Ekspor Jepang naik untuk pertama kalinya dalam 15 bulan pada bulan Desember terdukung penjualan yang kuat dari elektronik dan bagian mobil, sebuah sinyal positif untuk ekonomi negara yang bergantung dengan ekspor ini bahkan saat proteksionisme AS mengancam untuk menekan perdagangan di seluruh wilayah dan permintaan eksternal.

Data Departemen Keuangan menunjukkan pada hari Rabu (25/01) bahwa ekspor naik 5,4 persen tahun-ke-tahun pada bulan Desember, dibandingkan dengan 1,2 persen peningkatan tahunan yang diperkirakan para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Ini diikuti penurunan tahunan 0,4 persen pada November.

Lihat : Ekspor Akhir Tahun Jepang Naik Pertama Kali Dalam 15 Bulan, Surplus Perdagangan 4 Bulan Berturut

Pada akahir perdagangan Saham Takata maju 18,22 persen untuk memukul batas harga harian 80 yen ($ 0.70) per saham. Saham pembuat airbag Jepang telah jatuh 40 persen sejak seminggu yang lalu, atas keprihatinan keterlibatan pengadilan dalam rencana bisnis Jepang.

Sedangkan untuk indeks Nikkei berjangka terpantau turun -10,00 poin atau -0,05 persen pada 19,060, turun dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya pada 19,070.

Esok hari akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan AS yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menekan harga minyak mentah dan bursa Wall Street.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks Nikkei berpotensi lemah jika bursa Wall Street melemah. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 18,534-18,038, dan kisaran Resistance 19,554-20,050.

Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*