Bursa Shanghai 18 Mei Ditutup Lemah Mengikuti Tren Pasar Global

Bursa saham Tiongkok masih mengikuti tren pasar Asia, yang ditutup lebih rendah pada Kamis (18/05). Krisis politik dalam pemerintah A.S. telah mempengaruhi bursa saham Shanghai terperosok -14,04 poin, atau -0,45 persen, menjadi 3090,40.

Krisis politik ini telah membuat keraguan pada masa depan kebijakan pro-pertumbuhan yang dijanjikan Donald Trump.

Melihat kondisi yang ada, investor tampaknya harus berhati-hati, karena koreksi pasar dalam jangka menengah masih berlangsung.

Yang juga menekan bursa Shanghai hari ini adalah menurunnya harga rumah baru di Tiongkok.

Harga rata-rata rumah baru di 70 kota di Tiongkok naik 10,7 persen tahun ke tahun di bulan April 2017, menyusul kenaikan 11,3 persen di bulan Maret. Itu adalah kenaikan 19 bulan berturut-turut namun paling lambat sejak Agustus 2016.

Lihat : Harga Rumah Baru Tiongkok Melambat di Bulan April

Perdagangan saham hari ini banyak yang merosot, dipimpin oleh saham infrastruktur dan saham bahan.

Saham Huaneng harus rela kehilangan -3,42 persen, saham Air China turun -2,43 persen, saham GD Power Development kehilangan -2,92 persen.

Namun, saham di sektor keuangan dan asuransi berhasil menambahkan kenaikan, seperti ICBC naik 1,01 persen dan saham Ping An Insurance naik 0,64 persen.

Malam nanti akan dirilis data jobless claim yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menekan bursa Wall Street. Gejolak politik di AS juga diperkirakan akan menekan bursa Wall Street.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Shanghai akan bergerak lemah jika bursa Wall Street melemah dan krisis politik AS terus berlangsung. Indeks Shanghai diperkirakan akan bergerak dalam kisaranĀ Support 2996-2896, namun jika harga bergerak naik akan menguji kisaran ResistanceĀ  3196-3287.

Evi/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*