Bursa Saham Korsel Turun Jelang Libur Panjang

INILAHCOM, Seoul – Saham-saham Korea Selatan berakhir di wilayah negatif pada Rabu (4/5/2016), karena investor menahan diri dari mengambil posisi lebih besar di pasar saham menjelang libur panjang selama empat hari.

Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) melemah 9,70 poin atau 0,49 persen menjadi menetap di 1.976,71, dengan volume perdagangan mencapai 348,73 juta saham senilai 4,93 triliun won (4,27 miliar dolar AS).

Para investor melepas saham-saham mereka menjelang liburan. Pasar saham akan ditutup pada Kamis untuk Hari Anak. Sementara, Jumat ditetapkan sebagai hari libur sementara untuk mendorong konsumen pergi melakukan perjalanan hingga akhir pekan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan konsumsi swasta yang lesu.

Kekhawatiran tentang pelambatan ekonomi global juga membebani sentimen investor.

Harga minyak mentah dunia yang terus cenderung menurun selama tiga hari berturut-turut, dan indikator ekonomi dari Eropa memburuk lebih lanjut.

Pemotongan suku bunga Australia mendorong sentimen menghindari risiko, memicu apresiasi dolar terhadap mata uang Korea Selatan.

Mata uang lokal berakhir pada 1.154,3 won terhadap greenback, turun 14,1 won dari penutupan Selasa.

Lembaga-lembaga keuangan melepas saham senilai 490 miliar won, memimpin penurunan pasar. Investor ritel dan asing masing-masing membeli saham senilai 298 miliar won dan 172 miliar won.

Saham-saham berkapitalisasi besar sebagian besar melemah. Produsen mobil terkemuka Hyundai Motor menyusut 2,5 persen, dan pembuat suku cadang mobil terbesar Hyundai Mobis turun tipis 0,2 persen. Perusahaan baja nomor saru POSCO anjlok 4,6 persen, dan raksasa chip memori SK Hynix merosot 3,6 persen.

Pemasok listrik milik negara Korea Electric Power Corp berkurang 0,5 persen, tetapi pemimpin pasar Samsung Electronics naik 2,3 persen, menjaga tren kenaikan selama tiga sesi di tengah pembelian asing.

Hanjin Shipping melonjak 5,6 persen didorong harapan untuk proses restrukturisasi, tetapi berakhir 0,9 persen lebih rendah karena investor bergegas untuk mengunci keuntungan. Pemerintah telah mendorong restrukturisasi perusahaan-perusahaan bermasalah terutama di industri pelayaran dan galangan kapal.

Harga obligasi berakhir lebih tinggi. Imbal hasil pada surat utang negara tiga tahun turun 1,1 basis poin menjadi 1,434 persen, dan imbal hasil atas obligasi pemerintah lima tahun merosot 1,9 basis poin menjadi 1,534 persen. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*