Bursa Saham Eropa Berakhir Memerah

INILAHCOM, London – Pasar Eropa berakhir melemah pada perdagangan Kamis (11/5/2017) karena investor mencerna data pendapatan perusahaan terbaru dan reaksi terhadap kenaikan kuat harga minyak.

Indeks acuan Eropa, Stoxx 600 turun 0,52 persen dengan semua kecuali dua sektor diperdagangkan di wilayah negatif. Indeks FTSE menambahkan 0,2%, indeks DAX berkurang 0,3%, indeks CAC mundur 0,3% indeks IBEX kehilangan 1,5%, seperti mengutip cnbc.com.

Saham sektor sumber daya dasar diperdagangkan naik 0,36 persen. Seiring kenaikan harga minyak dan kenaikan besar untuk raksasa pertambangan Fresnillo dan Polymetal. Makanan & minuman juga bergeser sedikit ke wilayah positif.

Di sisi lain, sektor telekomunikasi Eropa termasuk di antara pemain terburuk dengan sebagian besar sahamnya diperdagangkan di bawah garis datar. Telenor, Telefonica dan BT merosot lebih dari 3 persen pada hari Kamis.

Kelompok telekomunikasi terbesar di Inggris, BT, mengatakan pihaknya berencana untuk memangkas 4.000 pekerjaan dan mengganti bos bisnis layanan globalnya untuk menangani akar skandal akuntansi Italia yang mengguncang firma tersebut pada bulan Januari.

Saham perbankan turun tipis karena investor bereaksi terhadap beragam pendapatan perusahaan. Namun, meski sektor ini tergelincir sedikit, Unicredit melaporkan laba bersih sebesar 907 juta euro atau setara dengan US$986 juta.

Perolehan ini melampaui perkiraan analis karena berkurangnya kerugian pinjaman di bawah bimbingan CEO baru, Jean Pierre Mustier. Saham bank terbesar di Italia berdasarkan aset naik lebih dari 3 persen.

Di Wall Street, saham diperdagangkan melemah karena saham ritel turun tajam di bagian belakang hasil kuartalan yang lemah.

Sementara itu, Bank of England mengumumkan suku bunga akan tetap tidak berubah pada 0,25 persen pada hari Kamis. Analis secara luas memperkirakan tidak ada perubahan pada tingkat menjelang pertemuan meskipun beberapa telah mengantisipasi lebih dari sekedar satu suara tunggal yang mendukung kenaikan.

Bank sentral Inggris juga mengatakan kenaikan suku bunga mungkin perlu terjadi sebelum akhir 2019. Hal ini dengan melihat kenaikan inflasi dan ekonomi tumbuh dengan mantap dalam beberapa tahun mendatang.

Sterling jatuh tak lama setelah keputusan karena beberapa investor memperkirakan lebih dari satu suara untuk kenaikan suku bunga. Mata uang Inggris ini turun 0,44 persen pada US$1,2880 tepat setelah pukul 16:45 waktu London.

Harga minyak memperpanjang kenaikan lebih dari 3 persen semalam setelah penurunan persediaan AS yang tiba-tiba. Data ini dikombinasikan dengan dukungan dari Aljazair dan Irak untuk OPEC untuk memperpanjang pemotongan produksinya. Brent diperdagangkan dengan kuat di atas US$50 per barel pada awal perdagangan sore.

Gubernur bank sentral dan menteri keuangan dari Kelompok Tujuh (G-7) akan bertemu di kota Bari, Italia dari Kamis sampai Sabtu. Agenda resmi tersebut berfokus pada ketidaksetaraan, undang-undang perpajakan, keamanan dunia maya dan mencegah pendanaan terorisme.

Eropa, Kanada dan Jepang berharap pertemuan tersebut dapat menjelaskan petunjuk Presiden Donald Trump terhadap kebijakan utama.

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*