Bursa Saham Asia Turun di Akhir Kuartal I 2017

INILACOM, Tokyo – Saham Asia bergerak terbatas pada hari terakhir di kuartal pertama tahun ini, setelah terjadi penguatan di awal 2017 di tengah kekhawatiran efek isu-isu global karena potensi proteksionisme Amerika.

Perlambatan yang terjadi karena pasar Jepang jatuh ke wilayah negatif pada Kamis (30/3/2017). Tapi ada saham yang outperforming pada perdagangan Jumat (31/3/2017) karena dolar terus mengalami rebound terhadap yen.

Sementara saham-saham di Amerika terus mengalami reli tajam hingga akhir 2016 setelah kemenangan Donald Trump, reaksi yang berbeda di seluruh Asia. Saham Jepang juga naik cukup kuat.

Peningkatan di pasar Asia sebelumnya tidak pernah terjadi sebelum 2017. Setahun sebelum Asia menjadi tuan rumah dari sebagian besar indeks saham terbaik di dunia dengan peningkatan sebesar dua digit di Hong Kong dan India. Keduanya pasar saham ini, juga mencapai level terbaiknya dalam dua tahun terakhir.

Nikkei Stock Average naik 0,7% yang dipimpn kenaikan saham-saham keuangan. Hal ini terjadi karena dolar mencapai level tertingginya dalam kurun waktu lebih dari seminggu, tertinggi pada 112 yen dan imbal hasil obligasi mendorong angka ini menjadi lebih tinggi.

“Sentimen risk on yang harus tetap bertahan di pasar. Secara  keseluruhan, banyak data makro uang keluar dari Asia yang mengejutkan,” kata Tai Hui, kepala strategi pasar Asia di J.P. Morgans Funds Hong Kong, seperti mengutip marketwatch.com.

Data yang keluar hari ini termasuk data manufaktur PMI China yang meningkat lekbih dari ekspektasi, dalam proses pencapaian lever tertingginya sejak April 2011.

Ekuitas sedikit meningkat, dengan Shanghai COmposite baru-baru ini naik 0,3% setelah terombang-ambing sebelumnya di antara wilayah positif dan negatif. S&P / ASX 200 dan Kospi kembali ke posisi melemah meskipun terjadi peningkatan pada penutupan Kamis.

“Umumnya posisi ini adalah kunci bagi pasar Asia karena bagi beberapa negara ini dianggap sebagai akhir tahun. Permintaan untuk dolar Amerika menjadi bukti jelas dari tren ini,” kata Stuart Ive, penasihat senior di OM Finance.

Permintaan yang tinggi dilihat sebagai faktor yang membantu greenback rebound terhadap yen setelah mencapai level terendahnya sejak pertengahan November di awal pekan ini. Jumat adalah akhir tahun fiskal bagi banyak perusahaan Jepang.

Sementara itu, minyak berjangka beringsut ke level lebih rendah pada awal perdagangan Asia setelah dua sesi berturut-turut naik  kuat di pperdagangan Amerika, dengan acuan kontrak Amerika yang bersisa di atas level psikologis US$50 per barel. Sentimen masih positif karena pertumbuhan persediaan AS melambat minggu lalu dan optimisme bahwa OPEC dan produsen minyak lainnya akan memperpanjang pemotongan produksi hingga akhir 2017.

“Arab Saudi tidak lagi memikul beban ini sendiri, karena pemotongan produksi yang diperpanjang hingga akhir tahun,” tulis Commerzbank. [hid]
    


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*